KATA PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahan
untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar Tata Surya. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar
pembaca dapat dengan
mudah mempelajari dan memahami Tata Surya secara lebih lanjut. Makalah ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga pembaca tidak bosan. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Planet Uranus. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
mudah mempelajari dan memahami Tata Surya secara lebih lanjut. Makalah ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga pembaca tidak bosan. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Planet Uranus. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................................
Bab I Pendahuluan................................................................................................................
Latar
Belakang.......................................................................................................................
Bab
Ii Pembahasan................................................................................................................
Uranus ....................................................................................
Orbit Dan Rotasinya..............................................................................................................
Kemiringan Sumbu................................................................................................................
Kecemerlangan......................................................................................................................
Struktur Internal....................................................................................................................
Panas Internal........................................................................................................................
Atmosfer................................................................................................................................
Komposisi..............................................................................................................................
Cincin Planet..........................................................................................................................
Medan Magnet.......................................................................................................................
Iklim.......................................................................................................................................
Struktur Berpita, Angin Dan Awan.......................................................................................
Variasi Musim........................................................................................................................
Satelit.....................................................................................................................................
Bab Iii Penutup......................................................................................................................
Kesimpulan
...........................................................................................................................
Daftar
Pustaka.......................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Uranus adalah planet ketujuh dari
Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya.
Ia dinamai dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus (Οὐρανός) ayah dari Kronos (Saturnus)
dan kakek dari Zeus (Jupiter). Meskipun Uranus terlihat dengan mata telanjang
seperti lima planet klasik, ia tidak pernah dikenali sebagai planet oleh
pengamat dahulu kala karena redupnya dan orbitnya yang lambat. Sir William
Herschel mengumumkan penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas
yang diketahui dari Tata Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.
Uranus juga merupakan planet pertama yang ditemukan dengan menggunakan
teleskop.
Uranus komposisinya sama dengan
Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang
lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang
menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer
Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari
hidrogen dan helium, mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan
metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang
terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer
planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa
awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri
dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan
bebatuan. Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin,
magnetosfer serta banyak satelit alami. Sistem Uranian konfigurasinya unik di
antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada
bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya
terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka.
Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti
sasaran panah dan satelit-satelitnya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam,
meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986,
gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak
berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan
dengan raksasa lain. Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda
perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan
bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus
dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam).
BAB
II
PEMBAHASAN
Uranus
Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari dan planet
yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya. Ia dinamai
dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus (Οὐρανός) ayah dari Kronos (Saturnus) dan kakek
dari Zeus (Jupiter). Meskipun
Uranus terlihat dengan mata telanjang seperti lima planet klasik, ia tidak pernah dikenali sebagai
planet oleh pengamat dahulu kala karena redupnya dan orbitnya yang lambat.[14] Sir William Herschel mengumumkan
penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas yang diketahui dari Tata
Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern. Uranus juga merupakan planet
pertama yang ditemukan dengan menggunakan teleskop.
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.
Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak satelit alami. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka. Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah dan satelit-satelitnya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain. Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam)
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.
Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak satelit alami. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka. Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah dan satelit-satelitnya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain. Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam)
Orbit dan rotasinya
Uranus mengitari Matahari sekali dalam 84 tahun. Jarak rata-ratanya dari
Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20 SA). Intensitas
sinar Matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi. Elemen orbitnya
dihitung pertama kali tahun 1783 oleh Pierre-Simon
Laplace. Dengan berjalannya waktu, perbedaan mulai terlihat
antara orbit yang diprediksikan dan yang diamati dan pada tahun 1841, John Couch Adams pertama kali
mengajukan bahwa perbedaan itu mungkin disebabkan sentakan gravitasi oleh
sebuah planet yang tidak terlihat. Pada tahun 1845, Urbain Le Verrier mulai riset
mandirinya sendiri tentang orbit Uranus. Pada 23 September 1846, Johann Gottfried Galle menemukan
lokasi satu planet baru, yang kemudian diberinama Neptunus, hampir pada
posisi yang diprediksikan oleh Le Verrier.
Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.
Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.
Kemiringan sumbu
Sumbu rotasi Uranus terletak pada sisinya dipandang dari bidang Tata Surya,
dengan kemiringan
sumbu 97,77°. Ini memberinya perubahan musim yang sama sekali
tidak seperti planet utama lain. Planet-planet lain dapat dibayangkan sebagai gasing yang berputar
termiring-miring relatif terhadap bidang tata surya, sementara Uranus berotasi
lebih seperti bola yang
menggelinding termiring-miring. Berdekatan dengan waktu solstis Uranian, satu kutubnya menghadap Matahari terus-menerus
sedangkan kutub lainnya menghadap ke arah sebaliknya. Hanya segaris daerah
sempit di sekitar ekuator yang mengalami pergantian siang-malam dengan cepat,
namun dengan Matahari sangat rendah dari kaki langit seperti di daerah kutub di
Bumi. Pada sisi orbit Uranus yang lain orientasi kutub-kutubnya terhadap
Matahari adalah sebaliknya. Tiap kutub terus-menerus disinari Matahari sekitar
42 tahun, diikuti dengan 42 tahun yang gelap. Dekat waktu ekuinoks, Matahari
menghadap ekuator Uranus memberi periode pergantian siang-malam sama seperti
yang terlihat pada kebanyakan planet lain. Uranus mencapai ekuinoks terkininya
pada tanggal 7 December 2007.
Belahan Utara
|
Tahun
|
Belahan Selatan
|
Solstis Musim Dingin
|
1902, 1986
|
Solstis Musim Panas
|
Ekuinoks Musim Semi
|
1923, 2007
|
Ekuinoks Musim Gugur
|
Solstis Musim Panas
|
1944, 2028
|
Solstis Musim Dingin
|
Ekuinoks Musim Gugur
|
1965, 2049
|
Ekuinoks Musim Semi
|
Salah satu akibat orientasi sumbu rotasi ini adalah bahwa, rata-rata dalam
satu tahun, daerah kutub menerima masukan energi yang lebih besar dari Matahari
daripada daerah ekuatornya. Namun demikian, Uranus lebih panas ekuatornya
daripada kutubnya. Mekanisme yang mendasari yang menyebabkan hal ini tidak
diketahui. Alasan tidak biasanya kemiringan sumbu Uranus juga tidak diketahui
pasti, namun perkiraan umum adalah bahwa selama pembentukan Tata Surya, protoplanet seukuran Bumi
bertubrukan dengan Uranus, menyebabkan orientasinya yang miring tersebut. Kutub
selatan Uranus menunjuk hampir kepada Matahari saat terbang dekat Voyager 2 tahun 1986.
Penyebutan kutub ini sebagai "selatan" menggunakan definisi yang
sekarang disetujui oleh Persatuan Astronomi Internasional, yaitu bahwa
kutub utara suatu planet atau satelit adalah kutub yang menunjuk ke atas bidang
invariabel Tata Surya, kemanapun arah planet itu berputar. Akan tetapi, perjanjian yang berbeda kadang
digunakan, di mana kutub utara dan selatan suatu benda didefinisikan menurut aturan
tangan kanan sehubungan dengan arah rotasi. Menurut sistem koordinat
yang belakangan ini, kutub utara Uranus adalah yang disinari Matahari
pada tahun 1986.
Kecemerlangan
Dari tahun 1995 sampai 2006, magnitudo tampak Uranus
berfluktuasi antara +5,6 dan +5,9; menempatkannya hampir pada batas daya lihat mata telanjang pada +6.5. Diameter angularnya antara
3,4 dan 3,7 detik busur, dibandingkan dengan 16 hingga 20 detik busur
untuk Saturnus dan 32 sampai
45 detik busur untuk Jupiter. Saat oposisi,
Uranus terlihat dengan mata telanjang dalam langit yang gelap dan tidak terpolusi cahaya dan menjadi
sasaran yang mudah bahkan dalam kondisi perkotaan dengan teropong. Dalam
teleskop amatir yang lebih besar dengan diameter lensa objektif antara 15 dan
23 cm, planet itu nampak sebagai piringan biru pucat dengan penggelapan tepi yang khas.
Dengan teleskop besar yang ukurannya 25 cm atau lebih lebar, pola-pola
awan, begitu pula beberapa satelit yang lebih besar, seperti Titania dan Oberon, mungkin juga
kelihatan.
Struktur internal
Secara kasar Uranus massanya 14,5 kali massa Bumi, menjadikannya planet yang paling ringan di antara planet-planet raksasa, sementara itu kerapatannya 1,27 g/cm³ membuatnya planet paling tidak padat kedua setelah Saturnus. Meskipun bergaristengah sedikit lebih besar daripada Neptunus (kira-kira garis tengah Bumi), Uranus lebih ringan. Nilai ini menandakan bahwa ia terutama terdiri dari beragam es, seperti air, amonia dan metana. Massa total es di bagian dalam Uranus tidak diketahui secara tepat, dengan munculnya gambaran-gambaran berbeda tergantung dari model yang dipilih; namun pasti antara 9,3 dan 13,5 massa Bumi. Hidrogen dan helium hanya menyusun sebagian kecil dari keseluruhan, sebesar antara 0,5 dan 1,5 massa Bumi. Massa sisanya (0,5 hingga 3,7 massa Bumi) diperhitungkan untuk massa material batuan.
Model standar struktur Uranus adalah ia terdiri dari tiga lapisan: inti di bagian tengah, mantel ber-es di lapisan tengah dan selubung hidrogen/helium gas. Intinya relatif kecil, dengan massa hanya 0,55 massa Bumi dan jari-jari kurang dari 20 persen jari-jari Uranus; mantelnya merupakan bagian terbesar planet tersebut, dengan sekitar 13,4 massa Bumi, sementara itu atmosfer atas relatif kecil, dengan berat sekitar 0,5 massa Bumi dan meluas sampai 20 persen terakhir jari-jari Uranus. Inti Uranus kerapatannya sekitar 9 g/cm³, dengan tekanan di tengahnya 8 juta bar (800 GPa) dan suhu sekitar 5000 K. Mantel esnya nyatanya tidak terdiri dari es dalam pengertian pada umumnya, tetapi dari fluida panas dan rapat yang terdiri atas air, amonia dan volatil lain. Fluida ini, yang berdaya hantar listrik tinggi, kadang-kadang disebut lautan air–amonia. Komposisi terbesar Uranus dan Neptunus sangat berbeda dari Jupiter dan Saturnus, dengan es mendominasi atas gas, oleh karenanya memberi alasan klasifikasi mereka yang terpisah sebagai raksasa es.
Sementara model yang diperkirakan di atas lebih atau kurang standar, ia tidaklah unik; model-model lain juga sesuai dengan pengamatan. Contohnya, jika jumlah substansial hidrogen dan materi batuan bercampur dalam mantel es, massa es total di interior akan lebih kecil dan begitu pula, massa batuan total akan lebih besar. Data yang ada sekarang tidak memungkinkan sains menentukan model mana yang benar. Struktur interior fluida Uranus berarti bahwa ia tidak memiliki permukaan padat. Atmosfer gasnya sedikit demi sedikit berganti menjadi lapisan cairan internal. Namun, demi kemudahan, sebuah bola pepat yang berevolusi ditetapkan di titik dimana tekanan sama dengan 1 bar (100 kPa), dibuat secara kondisional sebagai suatu ‘permukaan’. Uranus mempunyai jari-jari ekuator dan kutub masing-masing 25 559 ± 4 dan 24 973 ± 20 km. Permukaan ini akan digunakan di seluruh artikel ini sebagai titik nol untuk ketinggian.
Panas internal
Panas internal Uranus jelas nampak lebih rendah
daripada planet raksasa lain; dalam istilah astronomi, fluks panasnya rendah. Penyebab begitu rendahnya suhu
internal Uranus masih tidak dimengerti. Neptunus,
yang hampir merupakan kembaran Uranus dalam hal ukuran dan komposisi,
meradiasikan sebanyak 2,61 kali energi yang diterimanya dari Matahari ke
angkasa. Kontrasnya, Uranus, hampir tidak meradiasikan panas berlebih sama
sekali. Daya total yang diradiasikan oleh Uranus dalam bagian inframerah jauh dari spektrum
adalah 1,06 ± 0,08 kali energi Matahari yang diserap dalam atmosfernya. Kenyataannya,
fluks panas Uranus hanya 0,042 ± 0,047 W/m², yang lebih rendah daripada panas
internal Bumi yang sekitar 0,075 W/m². Suhu terendah yang tercatat di
tropopause Uranus adalah 49 K (−224 °C),menjadikan Uranus sebagai
planet terdingin dalam Tata Surya.
Hipotesis dari perbedaan ketidaksesuaian ini di antaranya bahwa saat Uranus "dipukul" oleh penabrak yang sangat berat yang menyebabkan kemiringan sumbunya yang ekstrem, peristiwa itu juga menyebabkan keluarnya sebagian besar panas primordialnya, meninggalkannya dengan suhu intinya yang sangat menurun. Hipotesis lain adalah bahwa beberapa bentuk penghalang ada di lapisan atas Uranus yang mencegah panas inti mencapai di permukaan. Contohnya, konveksi mungkin berlangsung pada sekumpulan lapisan yang komposisinya berbeda, yang menghalangi penghantaran panas ke atas.
Hipotesis dari perbedaan ketidaksesuaian ini di antaranya bahwa saat Uranus "dipukul" oleh penabrak yang sangat berat yang menyebabkan kemiringan sumbunya yang ekstrem, peristiwa itu juga menyebabkan keluarnya sebagian besar panas primordialnya, meninggalkannya dengan suhu intinya yang sangat menurun. Hipotesis lain adalah bahwa beberapa bentuk penghalang ada di lapisan atas Uranus yang mencegah panas inti mencapai di permukaan. Contohnya, konveksi mungkin berlangsung pada sekumpulan lapisan yang komposisinya berbeda, yang menghalangi penghantaran panas ke atas.
Atmosfer
Meskipun tidak ada permukaan padat yang terdefinisi dengan jelas dalam
interior Uranus, bagian terluar dari selimut gas Uranus yang dapat diakses oleh
penginderaan jauh disebut atmosfernya. Kemampuan
penginderaan jauh berlanjut ke bawah hingga kira-kira 300 km di bawah
level 1 bar (100 kPa), dengan tekanan yang bersesuaian sekitar 100 bar
(10 MPa) dan suhu 320 K. Korona yang
tipis atmosfer itu meluas jauh hingga lebih dari dua jari-jari planet dari
permukaan nominal pada tekanan 1 bar. Atmosfer Uranian dapat dibagi menjadi
tiga lapisan: troposfer, antara
ketinggian −300 dan 50 km dan tekanan dari 100 sampai 0,1 bar;
(10 MPa sampai 10 kPa), Stratosfer, kisaran
ketinggiannnya antara 50 dan 4000 km dan tekanan antara 0,1 and 10–10 bar
(10 kPa to 10 µPa) dan termosfer/korona yang meluas
dari 4.000 km hingga setinggi 50.000 km dari permukaan. Mesosfer
tidak ada.
Komposisi
Komposisi atmosfer Uranian berbeda dari komposisi Uranus secara
keseluruhan, ia terutama terdiri dari hidrogen molekuler dan helium. Fraksi mol
helium, yaitu jumlah atom helium per molekul gas, adalah
0,15 ± 0,03 di troposfer atas, yang bersesuaian dengan fraksi massa 0,26 ±
0,05. Nilai ini sangat dekat dekat fraksi massa helium protosolar 0,275 ± 0,01,
menandakan bahwa helium tidak pernah berada di tengah-tengah planet seperti
halnya pada raksasa-raksasa gas. Penyusun yang paling melimpah ketiga dari atmosfer Uranian adalah
metana (CH4).
Metana memiliki pita penyerapan yang kuat pada
cahaya
tampak dan dekat-inframerah membuat Uranus
nampak berwarna hijau-biru atau sian. Molekul
metana menempati 2,3% atmosfernya dalam fraksi mol di bawah lapisan awan metana
pada level tekanan 1,3 bar
(130 kPa); ini menyatakan kira-kira 20 hingga 30 kali limpahan karbon
yang ditemukan di Matahari. Rasio pencampuran
jauh lebih rendah di atmosfer atas dikarenakan suhunya yang sangat
rendah, yang menurunkan level kejenuhan dan menyebabkan metana yang berlebih
membeku. Kelimpahan senyawa yang kurang volatil seperti amonia, air dan hidrogen sulfida pada atmosfer
yang dalam tidak begitu diketahui. Namun, mungkin nilainya juga lebih tinggi
daripada yang ada di Matahari. Selain metana, sejumlah kecil berbagai hidrokarbon ditemukan di
stratosfernya Uranus, yang diperkirakan dihasilkan dari metana oleh fotolisis yang diinduksi oleh radiasi ultraviolet Matahari.
Mereka termasuk etana (C2H6),
asetilena (C2H2),
metilasetilena (CH3C2H), diasetilena (C2HC2H).
Spektroskopi juga mengungkapkan jejak-jejak uap air, karbon monoksida dan karbon dioksida di atmosfer
atas, yang hanya dapat berasal dari sumber luar seperti debu yang jatuh dan komet.
Cincin planet
Uranus mempunyai sistem cincin planet yang rumit, yang merupakan sistem demikian yang kedua yang ditemukan di Tata Surya setelah cincin Saturnus. Cincin-cincin tersebut tersusun dari partikel yang sangat gelap, yang beragam ukurannya dari mikrometer hingga sepersekian meter. Tiga belas cincin yang berbeda saat ini diketahui, yang paling terang adalah cincin ε (epsilon). Semua cincin Uranus (kecuali dua) sangat sempit—umumnya mereka lebarnya beberapa kilometer. Cincin tersebut mungkin cukup muda; pertimbangan dinamis menandakan bahwa mereka tidak terbentuk bersamaan dengan pembentukan Uranus. Materi di cincin-cincin itu mungkin dulu adalah bagian dari satu (atau beberapa) satelit yang terpecah oleh tubrukan berkecepatan tinggi. Dari banyak pecahan-pecahan yang terbentuk sebagai hasil dari tabrakan itu hanya beberapa partikel yang bertahan dalam jumlah terbatas zona stabil yang bersesuaian dengan cincin yang ada sekarang.
William Herschel mendeskripsikan cincin yang mungkin ada di sekitar Uranus pada 1789. Penampakan ini umumnya dianggap meragukan, karena cincin-cincin itu cukup redup dan pada dua abad berikutnya tak satupun yang diketahui oleh pengamat lain. Namun Herschel masih membuat deskripsi akurat tentang ukuran cincin epsilon, sudut relatifnya terhadap Bumi, warna merahnya dan perubahannya yang nampak bersamaan dengan Uranus mengitari Matahari. Sistem cincin itu benar-benar ditemukan pada 10 Maret 1977 oleh James L. Elliot, Edward W. Dunham dan Douglas J. Mink menggunakan Kuiper Airborne Observatory. Penemuan itu merupakan keberuntungan; mereka berencana menggunakan okultasi bintang SAO 158687 oleh Uranus untuk mempelajari atmosfer planet itu. Akan tetapi, saat pengamatan mereka dianalisis, mereka menemukan bahwa bintang itu telah menghilang sebentar dari pandangan lima kali sebelum dan sesudah ia tidak nampak di balik planet itu. Mereka menyimpulkan bahwa pasti ada suatu sistem cincin di sekitar planet tersebut. Kemudian mereka mendeteksi empat cincin tambahan. Cincin-cincin itu langsung dicitrakan saat Voyager 2 lewat dekat Uranus pada 1986. Voyager 2 juga menemukan dua cincin tambahan yang nampak redup sehingga total jumlahnya menjadi sebelas.
Pada Desember 2005, Teleskop angkasa Hubble mendeteksi sepasang cincin yang sebelumnya tidak diketahui. Yang terbesar terletak pada dua kali jarak cincin yang telah diketahui dari planet itu. Cincin-cincin baru ini begitu jauh dari planet tersebut hingga mereka disebut sistem cincin "luar". Hubble juga melihat dua satelit kecil yang salah satunya, Mab, berbagi orbit dengan cincin terluar yang baru ditemukan. Cincin-cincin baru ini membuat jumlah keseluruhan cincin Uranian menjadi 13. Pada April 2006, gambar cincin baru tersebut dengan Observatorium Keck menghasilkan warna cincin-cincin luar: yang terluar biru dan yang lainnya merah. Satu hipotesis mengenai warna biru cincin luar tersebut adalah bahwa ia terdiri atas partikel kecil air es dari permukaan Mab yang cukup kecil untuk menghamburkan cahaya biru. Kontras dengan itu, cincin-cincin dalam planet itu nampak abu-abu.
Medan magnet
Sebelum kedatangan Voyager 2, tidak ada pengukuran magnetosfer Uranian yang dilakukan, sehingga sifatnya tetap jadi misteri. Sebelum tahun 1986, para astronom telah memperkirakan medan magnet Uranus segaris dengan angin surya , maka karenanya ia akan segaris dengan kutub planet itu yang terletak di ekliptika.
Pengamatan Voyager' mengungkapkan bahwa medan magnet Uranus aneh, baik karena ia tak berasal dari pusat geometrik planet tersebut dan karena ia miring 59° dari poros rotasi. Faktanya dwikutub magnetiknya bergeser dari tengah planet itu ke kutub rotasi selatan sejauh sepertiga radius planet itu. Geometri yang tidak biasa ini menyebabkan magnetosfer yang sangat tidak simetris, dimana kuat medan magnet pada permukaan di belahan selatan dapat serendah 0,1 gauss (10 µT), sedangkan di belahan utara kuatnya dapat setinggi 1,1 gauss (110 µT). Medan rata-rata di permukaan adalah 0,23 gauss (23 µT). Sebagai perbandingan, medan magnet Bumi kuatnya kira-kira sama pada kedua kutub dan "ekuator magnetik"nya kira-kira sejajar dengan ekuator geografisnya. Momen dipol Uranus 50 kali momen dipol Bumi. Neptunus juga punya medan magnetik yang bergeser dan miring, menyarankan bahwa ini mungkin fitur umum raksasa es. Satu hipotesis ialah bahwa, tidak seperti medan magnet planet kebumian dan raksasa gas, yang dibangkitkan dalam inti mereka, medan magnet raksasa es dibangkitkan oleh gerakan pada kedalaman yang relatif dangkal, contohnya, di lautan air–amonia.
Meskipun penjajarannya mengundang keingintahuan, dalam segi lain magnetosfer Uranian mirip seperti planet lain: ia memiliki kejutan busur yang berlokasi 23 radius Uranian darinya, magnetopause pada 18 jari-jari Uranian, ekor magnetofer yang terbentuk penuh, serta sabuk radiasi. Secara keseluruhan, struktur magnetosfer Uranus berbeda dari Jupiter dan lebih mirip dengan Saturnus. Ekor magnetosfer Uranus memanjang di balik planet itu ke luar angkasa sejauh jutaan kilometer dan terpuntir oleh rotasi menyamping planet itu menjadi seperti pembuka tutup botol yang panjang.
Di magnetosfer Uranus terdapat partikel bermuatan: proton dan elektron dengan sejumlah kecil ion H2+. Tidak ada ion yang lebih berat yang terdeteksi. Banyak partikel ini mungkin berasal dari korona atmosfernya yang panas. Energi ion dan elektron masing-masing bisa setinggi 4 dan 1,2 megaelektronvolt. Kerapatan ion berenergi rendah (di bawah 1 kiloelektronvolt) di magnetosfer dalam adalah sekitar 2 cm−3. Populasi partikel ini sangat dipengaruhi oleh satelit-satelit Uranus yang melalui magnetosfer itu meninggalkan celah-celah yang dapat diketahui. Fluks partikelnya cukup tinggi untuk menyebabkan penggelapan atau pencuacaan angkasa dari permukaan satelit dalam skala waktu yang secara astronomis cepat 100.000 tahun. Ini mungkin penyebab dari warna satelit-satelit dan cincin-cincinnya yang gelap seragam. Uranus mempunyai aurora yang terbentuk dengan baik, yang terlihat sebagai busur yang terang di sekitar kedua kutub magnetik. Namun, tidak seperti pada Jupiter, Uranus auroranya nampak tidak penting bagi keseimbangan energi termosfer planetnya.
Iklim
Pada panjang gelombang ultraviolet dan cahaya nampak, atmosfer Uranus nampak biasa sekali dibandingkan dengan raksasa gas lain, bahkan dengan Neptunus, yang sangat mirip dengannya dari segi lain. Saat Voyager 2 terbang mendekati Uranus pada 1986, ia mengamati total 10 fitur awan di seluruh bagian planet itu. Satu penjelasan yang diajukan atas kurangnya fitur ini adalah bahwa panas internal Uranus nampak jelas lebih rendah daripada panas internal planet-planet raksasa lain. Suhu terendah yang tercatat di tropopause Uranus adalah 49 K, menjadikan Uranus planet terdingin dalam Tata Surya, lebih dingin daripada Neptunus.
Struktur berpita, angin dan awan
Kecepatan angin
zona di Uranus. Daerah yang diberi bayangan menunjukkan kerah selatan dan
pasangan utaranya nanti. Kurva merah adalah penyesuaian simetris terhadap data
itu.
Pada 1986 Voyager
2 menemukan bahwa belahan selatan Uranus yang terlihat dapat dibagi menjadi
dua daerah: kap kutub yang terang dan pita ekuator yang gelap (lihat gambar di
kanan). Perbatasan mereka terletak pada sekitar −45° garis lintang. Suatu pita
sempit yang menempati kisaran garis lintang dari −45 sampai −50° merupakan
fitur besar paling terang pada permukaan kentara planet Uranus. Ia disebut
"kerah" selatan. Kap dan kerah tersebut diduga sebagai daerah yang
rapat dari awan metana yang terletak
dalam kisaran tekanan 1,3 sampai 2 bar (lihat atas).
Namun sayang Voyager
2 tiba selama tinggi musim panas planet itu dan tidak bisa mengamati belahan
utara. Akan tetapi, pada permulaan abad kedua puluh satu, saat daerah kutub
utara terlihat, Teleskop angkasa Hubble dan Keck tidak mengamati ada kerah maupun kap
di belahan utara. Jadi Uranus kelihatannya asimetris: terang dekat kutub
selatan dan gelap seragam di daerah di utara kerah selatan. Selain struktur
berpita skala besar, Voyager 2 mengamati sepuluh awan terang kecil, kebanyakan
letaknya beberapa derajat ke utara dari kerah itu. Dalam semua segi lain Uranus
terlihat seperti planet yang mati dinamis pada tahun 1986.
Namun pada tahun 1990-an, jumlah fitur awan terang yang teramati meningkat pesat sebagian karena teknik pencitraan resolusi tinggi yang baru menjadi tersedia. Mayoritas mereka ditemukan di belahan utara Uranus saat ia mulai kelihatan. Penjelasan mula-mula—bahwa awan-awan terang itu lebih mudah diidentifikasi di bagian gelap planet tersebut, sedangkan di belahan selatan kerah terangnya menutupi mereka—ditunjukkan tidak benar: banyak sebenarnya fitur-fitur itu memang meningkat pesat. Namun demikian, ada perbedaan antara awan-awan di tiap belahan planet itu. Awan-awan di utara lebih kecil, lebih tajam dan lebih terang. Nampaknya mereka terletak pada tempat yang lebih tinggi. Awan-awan itu masa hidupnya beragam. Beberapa awan kecil bertahan beberapa jam, sementara sedikitnya satu awan selatan mungkin telah ada sejak terbang dekatnya Voyager. Pengamatan terbaru juga menemukan bahwa fitur awan di Uranus punya banyak persamaan dengan yang ada di Neptunus. Sebagai contoh, bintik-bintik gelap yang umum terdapat di Neptunus tidak pernah diamati di Uranus sebelum tahun 2006, saat fitur demikian yang pertama dicitrakan. Diperkirakan bahwa Uranus menjadi lebih mirip Neptunus selama musim ekuinoksnya.
Pelacakan banyak fitur-fitur awan memungkinkan penentuan angin zona yang berhembus di troposfer atas Uranus. Di ekuator arah angin adalah retrograd, yang artinya bahwa mereka berhembus ke arah sebaliknya dari rotasi planet itu. Kecepatan mereka dari −100 hingga −50 m/s. Kecepatan angin meningkat dengan jarak dari ekuator, mencapai nilai nol pada garis lintang dekat ±20°, dimana suhu troposfer minimum berada. Dekat kutub-kutubnya, angin berganti arahnya menjadi prograd, mengalir searah dengan rotasi planetnya. Kecepatan angin terus meningkat mencapai nilai maksimanya pada garis lintang ±60° sebelum jatuh ke nol di kutub. Kecepatan angin pada garis lintang −40° berkisar dari 150 hingga 200 m/s. Karena kerah di situ mengaburkan semua awan di bawah paralel itu, kecepatan yang ada di antaranya dan kutub selatan tidak mungkin diukur. Kontras dengan itu, di belahan utaranya kecepatan angin maksimum setinggi 240 m/s diamati dekat garis lintang +50°.
Namun pada tahun 1990-an, jumlah fitur awan terang yang teramati meningkat pesat sebagian karena teknik pencitraan resolusi tinggi yang baru menjadi tersedia. Mayoritas mereka ditemukan di belahan utara Uranus saat ia mulai kelihatan. Penjelasan mula-mula—bahwa awan-awan terang itu lebih mudah diidentifikasi di bagian gelap planet tersebut, sedangkan di belahan selatan kerah terangnya menutupi mereka—ditunjukkan tidak benar: banyak sebenarnya fitur-fitur itu memang meningkat pesat. Namun demikian, ada perbedaan antara awan-awan di tiap belahan planet itu. Awan-awan di utara lebih kecil, lebih tajam dan lebih terang. Nampaknya mereka terletak pada tempat yang lebih tinggi. Awan-awan itu masa hidupnya beragam. Beberapa awan kecil bertahan beberapa jam, sementara sedikitnya satu awan selatan mungkin telah ada sejak terbang dekatnya Voyager. Pengamatan terbaru juga menemukan bahwa fitur awan di Uranus punya banyak persamaan dengan yang ada di Neptunus. Sebagai contoh, bintik-bintik gelap yang umum terdapat di Neptunus tidak pernah diamati di Uranus sebelum tahun 2006, saat fitur demikian yang pertama dicitrakan. Diperkirakan bahwa Uranus menjadi lebih mirip Neptunus selama musim ekuinoksnya.
Pelacakan banyak fitur-fitur awan memungkinkan penentuan angin zona yang berhembus di troposfer atas Uranus. Di ekuator arah angin adalah retrograd, yang artinya bahwa mereka berhembus ke arah sebaliknya dari rotasi planet itu. Kecepatan mereka dari −100 hingga −50 m/s. Kecepatan angin meningkat dengan jarak dari ekuator, mencapai nilai nol pada garis lintang dekat ±20°, dimana suhu troposfer minimum berada. Dekat kutub-kutubnya, angin berganti arahnya menjadi prograd, mengalir searah dengan rotasi planetnya. Kecepatan angin terus meningkat mencapai nilai maksimanya pada garis lintang ±60° sebelum jatuh ke nol di kutub. Kecepatan angin pada garis lintang −40° berkisar dari 150 hingga 200 m/s. Karena kerah di situ mengaburkan semua awan di bawah paralel itu, kecepatan yang ada di antaranya dan kutub selatan tidak mungkin diukur. Kontras dengan itu, di belahan utaranya kecepatan angin maksimum setinggi 240 m/s diamati dekat garis lintang +50°.
Variasi musim
Untuk periode singkat dari Maret hingga Mei 2004, sejumlah awan besar muncul di atmosfer Uranian, memberinya penampilan yang mirip Neptunus. Pengamatan-pengamatan termasuk kecepatan angin pemecah rekor 229 m/s (824 km/jam) badai petir yang bertahan lama yang disebut sebagai "Fourth of July fireworks" ("kembang api empat Juli") . Pada tanggal 23 Augustus, 2006, peneliti-peneliti di Space Science Institute (Boulder, CO) dan University of Wisconsin mengamati sebuah bintik gelap di permukaan Uranus, memberi para astromon pengetahuan lebih terhadap aktivitas atmosfer planet tersebut. Sebab kenaikan aktivitas secara tiba-tiba ini mesti terjadi tidak sepenuhnya diketahui, tetapi nampak bahwa kemiringan sumbu Uranus yang ekstrem menyebabkan variasi musim yang ekstrem pada cuacanya. Menentukan sifat variasi musim ini adalah sulit karena data yang baik tentang atmosfer ini telah ada kurang dari 84 tahun, atau satu tahun Uranian penuh. Sejumlah penemuan telah dibuat. Fotometri selama masa setengah tahun Uranian (mulai pada tahun 1950-an) menunjukkan variasi yang beraturan dalam kecerahan pada dua pita spektrum, dengan nilai maksimal terjadi saat soltis dan nilai minimal saat ekuinoks. Variasi periodik yang mirip, dengan nilai maksimal saat soltis, telah diketahui dalam pengukuran gelombang mikro dari troposfer dalam yang dimulai tahun 1960-an. Pengukuran suhu stratosfer yang dimulai tahun 1970-an juga menunjukkan nilai minimum dekat soltis 1986. Mayoritas variabilitas ini dipercaya terjadi karena perubahan dalam geometri pengamatan.
Akan tetapi ada beberapa alasan untuk dipercaya bahwa perubahan-perubahan musim fisik terjadi di Uranus. Sementara planet tersebut diketahui memiliki daerah kutub selatan yang terang, kutub utaranya cukup redup, yang tidak cocok dengan model perubahan iklim yang diuraikan di atas. Selama solstis utara sebelumnya tahun 1944, Uranus menampilkan kenaikan tingkat kecemerlangan, yang menyarankan bahwa kutub utara tidaklah selalu gelap sekali. Informasi ini menandakan bahwa kutub yang terlihat menjadi terang pada suatu waktu sebelum solstis dan mejadi gelap setelah ekuinoks. Analisis terperinci data cahaya tampak dan gelombang mikro mengungkapkan bahwa perubahan terang yang berkala itu tidak sepenuhnya simetris di sekitar waktu solstis, yang juga menandakan suatu perubahan pada pola-pola albedo meridional. Akhirnya pada 1990-an, bersamaan dengan Uranus meninggalkan solstisnya, Teleskop Hubble dan teleskop permukaan Bumi mengungkapkan bahwa kap kutub selatan menjadi gelap dengan jelas (kecuali kerah selatan, yang tetap terang), sementara belahan utaranya menunjukkan aktivitas yang meningkat, seperti pembentukan awan dan angin yang lebih kencang, menguatkan perkiraan bahwa ia akan segera menjadi terang.
Mekanisme perubahan-perubahan fisik itu masih tidak jelas. Berdekatan dengan solstis musim panas dan musim dingin, belahan-belahan Uranus terletak secara bergantian pada penyinaran penuh Matahari atau menghadap angkasa jauh. Menjadi terangnya belahan yang disinari Matahari itu dipekirakan hasil dari penebalan lokal awan dan kabut metana yang terletak troposfer. Kerah yang terang pada garis lintang −45° juga berhubungan dengan awan-awan metana. Perubahan-perubahan lain di daerah kutub selatan dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan pada lapisan awan rendah. Variasi pancaran gelombang mikro dari planet itu mungkin disebabkan oleh suatu perubahan pada sirkulasi troposfer dalam, karena awan dan kabut yang tebal mungkin menghambat konveksi. Sekarang dengan sedang tibanya ekuinoks musim semi
Satelit
Sistem Uranus.
Kredit ESO
Uranus memiliki 27 satelit alam yang telah
diketahui. Nama bagi satelit-satelit ini dipilih dari karakter karya Shakespeare dan Alexander Pope. Lima satelit
utamanya adalah Miranda, Ariel, Umbriel, Titania dan Oberon. Sistem
satelit Uranian adalah yang paling kurang masif di antara raksasa gas; memang,
massa gabungan kelima satelit utamanya itupun hanya kurang dari setengah massa Triton. Satelit yang
terbesar, Titania, radiusnya hanya 788,9 km, atau kurang dari setengah
jari-jari Bulan, tetapi
sedikit lebih besar daripada Rhea, satelit kedua terbesar Saturnus, menjadikan
Titania satelit berukuran terbesar kedelapan dalam Tata Surya. Satelit itu
memiliki albedo yang relatif
rendah; berkisar dari 0,20 untuk Umbriel hingga 0,35
untuk Ariel (dalam cahaya
hijau). Satelit itu merupakan kumpulan es-batu yang kira-kira terdiri lima
puluh persen es dan lima puluh persen batu. Es itu mungkin termasuk amonia dan karbon dioksida.
Di antara satelit-satelit itu, Ariel nampak memiliki pemukaan termuda dengan kawah tabrakan paling sedikit, sedangkan Umbriel nampaknya yang tertua. Miranda memiliki ngarai patahan sedalam 20 kilometer, lapisan-lapisan berpetak dan variasi yang kacau dalam umur dan fitur permukaan. Aktivitas geologis Miranda pada masa lalu dipercaya didorong oleh pemanasan pasang-surut pada suatu ketika saat orbitnya lebih eksentrik daripada sekarang, mungkin hasil dari resonansi orbital dengan Umbriel yang dulu ada. Proses perenggangan yang diasosiasikan dengan diapir yang naik mungkin merupakan asal dari korona-korona yang mirip 'lintasan balap' di satelit itu. Sama dengan itu, Ariel dipercaya pernah berada dalam resonansi 4:1 dengan Titania.
Di antara satelit-satelit itu, Ariel nampak memiliki pemukaan termuda dengan kawah tabrakan paling sedikit, sedangkan Umbriel nampaknya yang tertua. Miranda memiliki ngarai patahan sedalam 20 kilometer, lapisan-lapisan berpetak dan variasi yang kacau dalam umur dan fitur permukaan. Aktivitas geologis Miranda pada masa lalu dipercaya didorong oleh pemanasan pasang-surut pada suatu ketika saat orbitnya lebih eksentrik daripada sekarang, mungkin hasil dari resonansi orbital dengan Umbriel yang dulu ada. Proses perenggangan yang diasosiasikan dengan diapir yang naik mungkin merupakan asal dari korona-korona yang mirip 'lintasan balap' di satelit itu. Sama dengan itu, Ariel dipercaya pernah berada dalam resonansi 4:1 dengan Titania.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Uranus merupakan planet ketujuh
dalam susunan tata surya dan merupakan planet terbesar ketiga setelah planet
Yupiter dan planet Saturnus. Planet ini pertama kali ditemukan oleh seorang
Jerman bernama Frederick William Herschel pada tanggal 13 Maret 1781, yang pada
awalnya ia pikir sebuah komet. Setelah mempelajari gerak benda tersebut,
akhirnya Herschel yakin bahwa yang ia lihat merupakan sebuah planet. Penemuan
ini merupakan penemuan besar pada waktu itu, karena ini merupakan planet
pertama yang ditemukan setelah berabad – abad. Planet ini kemudian dinamakan
Uranus. Periode evolusi uranus adalah 84 tahun. Jarak rata – ratanya dari
Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20 SA atau 2875 juta km). Intensitas
sinar matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi. Uranus mempunyai
jari-jari ekuator dan kutub masing-masing 25 559 ± 4 dan 24 973 ± 20 km.
Periode rotasi Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Kemiringan sumbu rotasi Uranus
mencapai 97,77°, dan massanya 14,5 kali massa Bumi. Atmosfer Uranus dapat
dibagi menjadi tiga lapisan: Troposfer, antara ketinggian −300 dan 50 km dan
tekanan dari 100 sampai 0,1 bar (10 MPa sampai 10 kPa). Stratosfer, kisaran
ketinggiannnya antara 50 dan 4000 km dan tekanan antara 0,1 and 10–10 bar (10
kPa to 10 µPa), dan termosfer/ korona yang meluas dari 4.000 km hingga setinggi
50.000 km dari permukaan. Tetapi tidak ada Mesosfer. Uranus juga memiliki cincin
seperti yang ada pada planet Saturnus yang tersusun dari partikel yang sangat
gelap dan memiliki ukuran yang beraneka ragam. Dan dari tiga belas cincin yang
diketahui, yang paling terang adalah cincin ε (epsilon). Uranus memiliki 27
satelit alam yang telah diketahui. Lima satelit utamanya adalah Miranda, Ariel,
Umbriel, Titania dan Oberon. Satelit yang terbesar yaitu Titania
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=MAKALAH+PELANET+URANUS&ie=utf-8&oe=utf-8
MAKALAH
PELANET URANUS

Di Susun Oleh :
Ø Lia Nurmayasari
Ø Lia Aulia
Ø Rika Amelia
Ø Krida Surya Putra
Ø M. Rizki S.P
Ø M. Oting R
Ø M. Alfin
Ø M. Aldi
KELAS : IX. 4
SMPN 1 SUKAJAYA
2016 - 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar