KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Peristiwa Madiun/PKI dan Cara yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangannya.
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Peristiwa Madiun/PKI dan Cara yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangannya. yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Guru yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................
Daftar isi .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
Latar belakang..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................
Peristiwa Madiun/PKI dan Cara yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangannya.
Peristiwa DI/TII di Jawa Barat........................................................................................
Pemberontakan DI/TII di Aceh.......................................................................................
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah..........................................................................
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan...................................................................
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan............................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
Kesimpulan........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belankang
Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, berarti Indonesia mempunyai sistem pemerintahan sendiri. Akan tetapi, ada beberapa golongan yang tidak setuju dengan sistem pemerintahan tersebut. Sehingga mereka melakukan pemberontakan. Tahukah kamu pemberontakan apa saja yang terjadi di Indonesia? Anak-anak, tentunya di dalam keluargamu terdapat aturan-aturan yang telah disepakati oleh seluruh anggota keluarga. Apabila aturan-aturan itu ditaati maka tujuan keluarga akan dapat tercapai. Namun apabila ada anggota keluarga yang tidak menaati bahkan menentang maka tujuan yang diinginkan keluargamu sulit terwujud. Oleh karena itu orang tua sebagai penanggung jawab terwujudnya tujuan keluarga tentunya bersikap tegas dalam menghadapi anggota keluarga yang melanggar aturanaturan keluarga. Sikap tegas ini dapat berupa sanksi dari yang ringan sampai dalam bentuk hukuman. Begitu pula Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini pada waktu mendapat rongrongan dari dalam (bangsa Indonesia sendiri) seperti Peristiwa Madiun/PKI, DI /TII, G 30 S /PKI dan konflik-konflik internal lainnya maka pemerintah bersikap tegas untuk mengatasinya dengan berbagai strategi. Bagaimana strategi nasional dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut akan kita pelajari dalam bab ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Peristiwa Madiun/PKI dan Cara yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangannya.
Pada waktu bangsa Indonesia sedang berjuang melawan Belanda dengan perjuangan bersenjata maupun diplomasi setelah kemerdekaan, bangsa kita harus menghadapi pemberontakan PKI Madiun. Pemberontakan yang terjadi pada tahun 1948 ini merupakan pengkhianatan terhadap bangsa Indonesia ketika sedang berjuang melawan Belanda yang berupaya menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia.
Para pemimpin pemberontakan ini di antaranya adalah Amir Syarifuddin dan Musso. Amir SyarifuPerjanjian Renville. Ia merasa kecewa karena kabinetnya jatuh kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) padatanggal 28 Juni 1948 dan melakukan pemberontakan di Madiun. diri adalah mantan Perdana Menteri dan menandatangani
Sedangkan Musso adalah Tokoh PKI yang pemah gagal melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1926. Setelah gagal ia melarikan diri ke luar negeri. Selanjutnya ia pulang ke Indonesia bergabung dengan Amir Syarifuddin untuk mengadakan propaganda- propaganda anti pemerintah di bawah pimpinan Sukarno Hatta.
Front Demokrasi Rakyat (FDR) ini didukung oleh Partai Sosialis Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Kelompok ini seringkali melakukan aksi-aksinya antara lain:
Aksi pengacauan di Solo yang dilakukan PKI ini selanjutnya meluas dan mencapai puncaknya pada tanggal 18 September 1948. PKI berhasil menguasai Madiun dan sekitarnya seperti Blora, Rembang, Pati, Kudus, Purwadadi, Ponorogo, dan Trenggalek. PKI mengumumkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia.” Setelah menguasai Madiun para pemberontak melakukan penyiksaan dan pembunuhan besar-besaran. Pejabat-pejabat pemerintah, para perwira TNI dan polisi, pemimpin-pemimpin partai, para ulama, dan tokoh-tokoh masyarakat banyak yang menjadi korban keganasan PKI. Pemberontakan PKI di Madiun inl bertujuan méruntuhkan pemerintah RI yang berdasarkan Prokiamasi 17 Agustus 1945 yang akan diganti dengan pemermntahan yang berdasar paham komunis.
Kekejaman PKI ketika melakukan pemberontakan pada tanggal 18 September 1948 tersebut mengakibatkan kemarahan rakyat. Oleh karena itu pemerintah bersama rakyat segera mengambil tindakan tegas terhadap kaum pemberontak.
Dalam usaha mengatasi keadaan, Pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya, yang meliputi Semarang, Pati, dan Madiun. Panglima Jenderal Sudirman segera memerintahkan kepada Kolonel Gatot Soebroto di Jawa Tengah dan Kolonel Soengkono di Jawa Timur agar mengerahkan kekuatan kekuatan TNI dan polisi untuk menumpas kaum pemberontak, Karena Panglima Besar Jenderal Sudirman sedang sakit maka pimpinan operasi penumpasan diserahkan kepada Kolonel A. H. Nasution, Panglima Markas Besar Komando Jawa (MBKD).
Walaupun dalam operasi penumpasan PKI Madiun ini menghadapi kesulitan karena sebagian besar pasukan TNI menjaga garis demarkasi menghadapi Belanda, dengan menggunakan dua brigade kesatuan cadangan umum Divisi III Siliwangi dan brigade Surachmad dan Jawa Timur serta kesatuan-kesatuan lairinya yang setia kepada negara Indonesia maka pemberontak dapat ditumpas.
Pada tanggal 30 September 1948 seluruh kota Madiun dapat direbut kembali oleh TNI. Musso yang melarikan diri ke luar kota dapat dikejar dan ditembak TNI. Sedangkan Amir Syarifuddin tertangkap di hutan Ngrambe, Grobogan, daerah Puwadadi dan dihukum mati. Akhirnya pemberontakan PKI di Madiun dapat dipadamkan meskipun banyak memakan korban dan melemahkan kekuatan pertahanan RI.
Tahun 1948 dipimpin oleh Amir Syarifudin dan Muso. Amir Syarifudin adalah mantan Perdana Menteri dan menandatangani Perjanjian Renville.Ia kecewa karena kabinetnya jatuh, kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat(FDR) pada 28 Juni 1948 dan melakukan pemberontakan di Madiun. Muso adalah tokoh PKI yang pernah gagal melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda tahun 1926. FDR didukung Partai Sosialis Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia, PKI dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia(SOBSI), melakukan aksinya: melancarkan propaganda anti pemerintah, mengadakan pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan, melakukan pembunuhan terhadap Komandan Divisi LIV Kolonel Sutarto tgl 2 Juni 1948 di Solo dan kepada tokoh pejuang 1945 Dr.Moewardi tgl 13 Sept 1948. Aksi di Solo mencapai puncaknya pada 18 Sept 1948 berhasil menguasai Madiun. PKI mengumumkan berdirinya Soviet Republik Indonesia dan bertujuan meruntuhkan pemerintahan RI yang berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945 akan diganti dengan pemerintahan berdasar paham komunis. Dalam mengatasi keadaan, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai gubernur militer Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya. Kolonel Sungkono untuk daerah Jawa Timur. Pada 30 Sept 1948 kota Madiun dapat direbut kembali oleh TNI. Muso ditembak TNI dan Amir Syarifudin tertangkap di Ngrambe, Grobogan, Purwodadi, dihukum mati.
Peristiwa DI/TII di Jawa Barat
7 Agustus 1949 di Tasikmalaya Jawa Barat, Sekarmaji Marijan Karto Suwiryo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia, gerakannya disebut Darul Islam sedang tentaranya Tentara Islam Indonesia. Usaha untuk menumpas pemberontakan DI/TII memerlukan waktu yang lama karena: daerahnya pegunungan sehingga dapat mendukung pasukan DI/TII untuk bergerilya, pasukan Kartosuwiryo dapat bergerak leluasa di kalangan rakyat, pasukan DI/TII mendapat bantuan orang Belanda, suasana politik yang tidak stabil. Untuk menumpas DI/TII tahun 1960, pasukan Siliwangi melakukan operasi pagar betis dan opersi Bratayudha dan pada 4 Juni 1962, Karto Suwiryo ditangkap oleh pasukan Bratayudha di gunung Geber Majalaya Jawa Barat dan dihukum mati.
Pemberontakan DI/TII di Aceh
Gerombolan DI/TII di Aceh dipimpin Teuku Daud Beureuh. Penyebabnya kekecewaan Teuku Daud Beureuh karena status Aceh. Tahun 1950 diturunkan dari daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah Provinsi Sumatra Utara. 21 Sept 1953 Daud B sebagai gubernur Aceh menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo. Untuk menumpas DI/TII semula pemerintah menggunakan sejata, selanjutnya atas prakarsa Kolonel M.Yasin Panglima Daerah Militer 1 Iskandar Muda, tanggal 17-21 Des 1962 diadakan Musyawarah Kerkunan Rakyat Aceh dan mendapat dukungan dari masyarakat Aceh sehingga DI/TII dapat di padamkan
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
Dipimpin Amir Fatah. Untuk menumpasnya pada Januari 1950, pemerintah melakukan operasi kilat yang disebut Gerakan Banteng Negara dibawah Letnan Kolonel Sarbini kemudian diganti Letnan Kolonel M.Bachrun kemudian Letnan Kolonel A.Yani. Gerakan ini disebut pasukan Banteng Raiders. Di Kebumen muncul Pemberontakan yang dilakukan oleh Angkatan Umat Islam dipimpin oleh Kyai Moh.Mahudz Abdurachman yang dikenal sebagai Romo Pusat atau Kyai Somalangu. Di Kudus dan Magelang pemberontakan dilakukan oleh Batalyon 426 bergabung dengan DI/TII pada Des 1951 . Untuk menumpasnya pemerintah melakukan Operasi Merdeka Timur dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Tahun 1952 pemberontakan dapat dihancurkan.
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan, timbul pemberontakan DI/TII yang dipimpin Kahar Muzakar. 30 April 1950, Kahar Muzakar menuntut kepada pemerintah agar pasukannya yang tergabung dalam komando gerilya Sulawesi Selatan dimasukkan kedalam Angkatan Perang RIS. Tuntutan ini ditolak karena harus melalui penyaringan. Pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahar Muzakar dengan memberi pangkat Letnan Kolonel. Tetapi 17 Agustus 1951 Kahar Muzakar melarikan diri ke hutan dan melakukan aksi teror terhadap rakyat. Februari 1965 Kahar Muzakar dapat di tangkap dan di tembak mati.
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan
Okt 1950 pemberontakan terjadi di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar. Pemberontak melakukan pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan TNI. Untuk menghadapi pemberontakan, pemerintah memberi kesempatan kepada Ibnu Hajar untuk menyerah dan diterima menjadi anggota TNI. Kemudian Ibnu Hajar menyerah tetapi melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi. Tahun 1959Ibnu Hajar di tangkap dan dimusnahkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan adanya makalah ini, saya sebagai pembuat makalah berharap agar para pembaca dapat memahami materi yang saya sampaikan. Sehingga pembaca dapat menambah wawasan yang lebih luas tantang tragedy nasional G 30 S/PKI. Dan semoga harapan saya akan tercapai. Amin
- pemberontakan PKI pada tahun 1948 di Madiun digerakan oleh FDR dan PKI dibwh pimpinan musso dan amir syarifuloh
- gerakan FDR dan PKI initelah banyak membunuh tokoh agama dan PNI di daerah madiun an sekitarnya.
- gerakan penumpoasan pemberonytakan PKI th 1948 itu dilakukan oleh TNI
- gerakan DI/TII di jabar dilatarbelakangi oleh rasa tdk puas dg keputusan perjanjian yg mengharuskan TNI keluar dr daerah kantong dan masuk ke wilayah RI
- pemerintah akhirnya dpt mengatasi setiap gerakan DI/TII yg akan mengganggu stabilitas nasional ind.
- pd tg 1 okt 1965 dini hari gerakan pki mulai menculik dan membunuh beberapa pimpinan teras TNI/AD
- G 30 s pki akhirnya dpt ditumpas oleh TNI dan semua kekuatan dan komponen bangsa yg lain dan setia kpd pancasila dan UUD 1945 sampai akhirnya PKI dibubarkan pd tgl 12 maret 1966
- tragedi nasional yg mengganggu stabilitas nasional ternyata tdk hanya pemberontakan PKI th 1948, gerakan DI/TII dan juga G 30S PKI tapi juga terjadinya konflik2 antaragama dan antaretnis diberbagai daerah, seperti di maluku, poso, dan sambas, kalimantan barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar