BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami
perubahan-perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik
dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya
terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat
sekali, akan tetapi ada juga yang
berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan
hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan
kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan
dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak
dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di indonesia misalnya, akan berpendapat bahwa
masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak berubah. Pernyataan demikian
didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang
teliti.Karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik
tertentu sepanjang masa. Orang orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat
transport modern, bahkan dapat mengakui berita-berita menggenai daerah lain
melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya belum dikenal
sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai
sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya bidang dimana mungkin
terjadi perubahan-perubahan tersebut maka bilamana seseorang hendak membuat
penelitian perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang
dimaksudnya dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas, apabila hal tersebut
tidak dikemukakan terlebih dahulu.
Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak
sosiolog modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan
sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting
lagi dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi yang di usahakan oleh banyak
masyarakat Negara-negara yang memperoleh kemerdekaan politiknya setelah perang
dunia II. Sebagian besar ahli ekonomi mula-mula mengira bahwa suatu masyarakat
akan dapat membangun ekonominya dengan cepat, apabila telah dicukupi dan
dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi
pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan pembangunan ekonomi dalam
masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan pembangunan terbukti bahwa
syarat-syarat ekonomis saja tak cukup untuk melancarkan pembangunan.Di samping
itu diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat menetralisasi
faktor-faktor kemasyarakatan yang mengalami perkembangan. Hal ini dapat
memperkuat atau menciptakan factor-faktor yang dapat mendukung pembangunan tersebut.
Sebaliknya, perlu diketahui terlebih dahulu perubahan-perubahan di bidang manakah yang akan terjadi nanti sabagai
akibat dari pembangunan ekonomi dalam masyarakat. Perubahan-perubahan di luar
bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan
karena setiap perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan
pula perubahan-perubahan di dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lainnya.
Pada lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut selalu terkait proses saling
mempengaruhi secara timbal balik.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara
masyarakat-masyarakat statis dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah
masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat
yang dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan
cepat.Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa dapat dianggap sebagai masyarakat
yang statis. Sedangkan pada masyarakat yang lainya, dianggap sebagai masyarakat
yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan
(progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan
tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa
ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke
bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan
baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat
diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu.
Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya.Perubahan-perubahan sering
berjalan secara konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan
tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung
terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi
unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian Hakikat Perubahan Sosial Budaya
2. Teori-teori Perubahan Sosial
3. Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya
4. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
BAB I
PEMBAHASAN MATERI
A.
Hakikat Perubahan Sosial Buday
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat.
Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan
yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah
membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.
Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan
perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
1.
Peralatan dan perlengkapan hidup mencakup pakaian, perumahan,
alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan transportasi. Sebagai
contoh, pada zaman nenek moyang kita memasak makanan dengan cara membakarnya,
sekarang di zaman modern memasak makanan menggunakan alat modern seperti oven
atau membeli makanan yang diawetkan.
2.
Mata pencaharian dan sistem ekonomi meliputi pertanian,
peternakan, dan sistem produksi. Sebagai contoh, kaum laki-laki bekerja dengan
cara berburu atau pekerjaan lainnya, sedangkan kaum perempuan tinggal di rumah
mengurus rumah tangga dan mengasuh anak. Sekarang kaum perempuan dapat juga
bekerja dan mata pencaharian untuk kaum laki-laki tidak hanya berburu saja,
tetapi sudah beragam jenisnya.
3. Sistem kemasyarakatan mencakup sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan. Sebagai contohnya, pada masa kehidupan belum begitu kompleks orang-orang yang ada ikatan darah atau keluarga selalu hidup bersama dalam satu rumah. Saat ini ikatan masyarakat tidak hanya berdasarkan hubungan kekerabatan, tetapi juga karena profesi, dan hobi yang sama seperti ikatan motor gede (MOGE), orari (radio amatir).
3. Sistem kemasyarakatan mencakup sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan. Sebagai contohnya, pada masa kehidupan belum begitu kompleks orang-orang yang ada ikatan darah atau keluarga selalu hidup bersama dalam satu rumah. Saat ini ikatan masyarakat tidak hanya berdasarkan hubungan kekerabatan, tetapi juga karena profesi, dan hobi yang sama seperti ikatan motor gede (MOGE), orari (radio amatir).
3.
Bahasa dahulu disampaikan secara lisan. Sekarang bahasa dapat
disampaikan melalui beragam media, seperti tulisan, sandi, dan sebagainya.
4.
Kesenian mencakup seni rupa, seni suara, dan seni tari. Sebagai
contoh, orang Jawa menganggap bahwa sebuah rumah yang indah jika bernuansa
gelap, sekarang masyarakat Jawa banyak menyukai rumah yang bernuansa terang ataupun
pastel.
5.
Sistem pengetahuan berkaitan dengan teknologi. Dahulu kala
sistem pengetahuan hanya berpedoman pada alam atau peristiwa alam. Sekarang ini
sistem pengetahuan terus berkembang seiring berkembangnya teknologi.
6.
Religi atau sistem kepercayaan dahulu kala berwujud sistem
keyakinan dan gagasan tentang dewa, roh halus, dan sebagainya. Oleh karena itu,
segala kegiatan manusia dikaitkan dengan kepercayaan berdasarkan getaran jiwa.
Namun, sekarang aktivitas manusia banyak yang dikaitkan dengan akal dan logika.
Perubahan di berbagai bidang sering disebut sebagai perubahan
sosial dan perubahan budaya karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara
bersamaan. Meskipun demikian perubahan sosial dan budaya sebenarnya terdapat
perbedaan. Ada yang berpendapat bahwa perubahan sosial dapat diartikan sebagai
sebuah transformasi budaya dan institusi sosial yang merupakan hasil dari
proses yang berlangsung terus-menerus dan memberikan kesan positif atau
negatif. Perubahan sosial juga diartikan sebagai perubahan fungsi kebudayaan
dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.
Berikut ini pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli
sosiologi.
B.
Karakteristik Perubahan
Sosial
Perubahan
sosial atau perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.
Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu
ingin mengadakan perubahan.
Definisi
lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya.
Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan
kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya.
Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur
geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan.
Apabila
diperhatikan dengan seksama, setiap individu dan lingkungan tempat tinggalnya,
termasuk masyarakatnya, pastilah mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di
masyarakat itu disebut perubahan sosial. Perubahan tersebut meliputi norma
sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga
kemasyarakatan, lapisan masyarakat serta susunan kekuasaan dan wewenang.
Perubahan
sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kecenderungan masyarakat untuk
berubah dipengaruhi faktor :
- Rasa tidak puas terhadap keadaan yang ada
- Timbul kesadaran memperbaiki kekurangan yang ada
- Kebutuhan kehidupan masyarakat semakin komplek
- Menyesuaikan diri dengan situasi baru
- Sikap terbuka terhadap unsur dari luar
Walaupun demikian ada beberapa hal dalam masyarakat yang tetap bertahan, umumnya berhubungan dengan faktor :
- Agama dan religi yang dianut masyarakat
- Sudah terinternalisasi karena sosialisasi sejak kecil
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat bisa bersifat progress, bisa pula bersifat regress.
1.
Max Iver mengemukakan
bahwa perubahan sosial berarti perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai
perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial (dalam buku A Text Book of
Sociology).
2. Gillin menyatakan
bahwa perubahan sosial merupakan variasi cara-cara hidup yang telah diterima
baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam
masyarakat (http://id.wikipedia.com/wiki/perubahan sosial budaya).
3. Kingsley Davis mengemukakan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat (dalam buku Human Society).
4. Bruce J. Cohen menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur
sosial dalam organisasi sosial sehingga syarat dalam perubahan itu adalah
sistem sosial, perubahan hidup dalam nilai sosial dan budaya masyarakat (dalam
buku Sosiologi: suatu pengantar: terjemaahan).
5. Roucek dan Warren mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan dalam proses
sosial atau dalam struktur masyarakat (dalam buku Sociology).
6. Selo Sumardjan mengartikan perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat (dalam buku Perubahan
Sosial di Yogyakarta).
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur dan fungsi sosialnya. Oleh
karena itu, perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan kebudayaan dan
seringkali perubahan sosial berakibat pada perubahan budaya. Jika pengertian
perubahan sosial telah diuraikan di atas maka apakah yang dimaksud dengan
perubahan sosial budaya itu? Berikut ini pengertian perubahan sosial budaya
dari beberapa tokoh.
1.
Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan
situasi dalam masyarakats ebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur
(dalam buku Sociological Writings).
2.
W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah
perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama
(dalam buku Sociology in Changing World).
C.
Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
1. Perubahan secara lambat dan Perubahan secara cepat (dilihat dari
waktu)
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama. Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex: perubahan mata pencaharian masyarakat
Perubahan secara cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama. Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex: perubahan mata pencaharian masyarakat
Perubahan secara cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar.
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut, dsb.
Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dll.
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut, dsb.
Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dll.
3. Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki/tidak direncanakan
Perubahan yang dikehendaki/direncanakan= pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
Perubahan yang dikehendaki/direncanakan= pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
Secara garis
besar perubahan social menyangkut perubahan dalam:
a. kelompok sosial
b. stratifikasi sosial
c. lembaga-lembaga sosial
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan sosial terdiri atas faktor-faktor internal dan
faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor internal yakni kondisi atau perkembangan
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan yang mendorong
perubahan sosial. Faktor-faktor ini yang mencakup terutama faktor demografis
(kependudukan), faktor adanya penemuan-penemuan baru, serta adanya konflik
internal dalam masyarakat
1. Perubahan dari dalam Masyarakat/Faktor Intern
Faktor dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut.
Faktor dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut.
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian,
migrasi)/Demografi penduduk
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat tinggal yang semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contoh perubahan penduduk adalah program transmigrasi dan urbanisasi.
Faktor-faktor Demografis adalah semua perkembangan yang berkaitan dengan aspek demografis atau kependudukan, yang mencakup jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat tinggal yang semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contoh perubahan penduduk adalah program transmigrasi dan urbanisasi.
Faktor-faktor Demografis adalah semua perkembangan yang berkaitan dengan aspek demografis atau kependudukan, yang mencakup jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk.
Program
transmigrasi bertujuan meratakan Pertumbuhan penduduk memengaruhi
penduduk. perubahan penduduk.
penduduk. perubahan penduduk.
b. Adanya Penemuan Baru:
-Discovery:
penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
-Invention : penyempurnaan penemuan baru
-nnovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
-Invention : penyempurnaan penemuan baru
-nnovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
faktor
penemuan-penemuan baru, adalah adanya penemuan di kalangan atau oleh warga
masyarakat berkaitan dengan suatu alat atau cara yang selanjutnya diterima
penggunaannya secara luas oleh masyarakat, dan karena itu mempengaruhi
perkembangan kehidupan sosial mereka.
·
pemakaian mobil
·
penggunaan telepon dalam kehidupan dalam kehidupan
·
Konflik yang terjadi dalam masyarakat
Faktor
konflik internal adalah pertentangan yang timbul di kalangan warga atau
kelompok-kelompok masyarakat sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan atau
perbedaan persepsi yang dipertahankan oleh masing-masing kelompok.
Pertentangan
yang terjadi dalam masyarakat karena kemajemukan menyebabkan perubahan sosial.
Dalam masyarakat yang heterogen, sifat individualistis masih lekat sehingga
satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan
semakin terbatas. Persaingan untuk memperebutkan sumber kebutuhan mendorong
masyarakat untuk berkreasi menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan.
·
Konflik Aceh
·
konflik dalam masyarakat
·
Pemberontakan atau revolus
Pemberontakan akan menyebabkan perubahan sosial budaya,
contohnya pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan G 30 S/PKI pada tahun 1965
membawa perubahan terutama dalam sistem politik Indonesia sehingga dilarangnya
ajaran komunis di Indonesia. Pelarangan ajaran komunis di Indonesia ini
disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadikan
dasar hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia
·
Perang Revolusi Indonesia
·
Revolusi G 30 S/PKI
·
Peran tokoh kharismatik
Tokoh kharismatik adalah tokoh yang disegani, dihormati dan
diteladani oleh masyarakat. Peran tokoh kharismatik membawai pengaruh dalam
perubahan kehidupan masyarakat. Misalnya, Soekarno sebagai presiden RI memiliki
kharismatik dihadapan rakyat karena keahliannya dapat berpidato dengan baik.
·
Barack Obama
·
Ir. Soekarno
sosok
presiden kharismatik AS. tokoh kharismatik Indonesia.
c. Perubahan dari Luar Masyarakat
Perubahan
sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti
faktor geografis,kebudayaan,dan politik.Pengaruh luar masyarakat merupakan hal
yang wajar dalam perubahan sosial budaya dimasyarakat.Pengaruh dari luar
masyarakat tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Perubahan Alam
Pengaruh
Lingkungan Alam Pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam terjadinya
perubahan sosial-budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna untuk lahan
pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani
. Kebudayaan di tanah subur pun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai
petani sehingga kebudayaan tetap berhubungan dengan bidang pertanian.
b.
peperangan
Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat.
Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat.
·
Perang berdampak bagi perubahan sosial
·
Perang Iraq
·
pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan),
akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat
khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama
sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Kontak
kebudayaan antarmasyarakat mempunyai dampak yang positif dan negatif.
Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat (Eropa).
Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan
pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat-baratan (westernis) sekelompok anak
muda.
Contoh
beberapa pengaruh kebudayaan dari masyarakat lain seperti gaya berpakaian yang
kebarat-baratan dan adanya kegiatan cheerleader di Indonesia yang diadopsi dari
budaya orang barat atau budaya westernis.
E.
PROSES PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial terjadi pada setiap masyarakat. Bagaimanakah proses terjadinya perubahan
sosial? Perubahan sosial dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi,
dan akomodasi.
1.
Difusi
Difusi adalah
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-ide, keyakinan, hasil-hasil
kebudayaan, dan sebagainya) dari individu kepada individu lain, dari satu
golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi,
yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
Ø Difusi intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), yaitu difusi unsur
kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi
intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
1.
Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai
banyak kegunaan.
2.
Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau
tidaknya unsur yang lain.
3.
Unsur baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar
tidak akan diterima
4.
Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan
sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak.
5.
Pemimpin atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut.
Ø Difusi antarmasyarakat ( intersociety diffusion ), yaitu difusi unsur
kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor yang
memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah sebagai berikut.
1.
Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain.
2.
Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru
tersebut.
3.
Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
4.
Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan
baru tersebut.
5.
Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.
6.
Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut.
Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat
dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan dengan kekerasan, dan
simbiotik.
a.
Perembesan damai ( penetration passifique ), yaitu masuknya unsur
baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru
mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya
internet ke sekolah-sekolah.
b.
Perembesan dengan kekerasan ( penetration violente ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang
diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat
penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial
Belanda.
c.
Simbiotik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau
dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbiotik,
yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik.
1.
Mutualistik, yaitu simbiose yang saling menguntungkan
2.
Komensalistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan
keuntungan, tetapi pihak lain tidak untung namun juga tidak rugi.
3.
Parasitistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan
keuntungan dan pihak lain menderita kerugian.
2.
Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu
kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur
kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat
laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas
kepribadian kebudayaan asli.
Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat
tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk.
Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu
relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi
tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.
3.
Asimilasi
Asimilasi adalah proses
sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia
yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi
dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan
kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya yang
khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.
Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan
antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan
kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, proses
asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan
saling berinteraksi secara langsung dan terusmenerus dalam jangka waktu yang
lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling
menyesuaikan diri.
4.
Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk
terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antarindividu dan
kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia
untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai
kestabilan interaksi sosial.
F.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
kebudayaan
a.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Proses Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang
mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari
dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sosial budaya.
Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan
sosial budaya :
1) Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang sering melakukan kontak
dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan
kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi,
yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain
atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2) Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern
sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan pada
para murid yang juga merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui
pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna
bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3) Toleransi. Perubahan sosial
budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap
perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang positif maupun
negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang
memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4) Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan sosial terbuka pada
masyarakat akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik
ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh
kebudayaannya.
5) Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang heterogen atau
masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi
yang beragam akan mudah mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang
perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6) Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini,
baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan
mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara
menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
7) Orientasi ke masa depan. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa
yang akan datang berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha
menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang
buruk sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat
menerima masa depan.
8) Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk
memperbaiki hidupnya. Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang
menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia
adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin
berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru
dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di masyarakat.
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan
di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
1. Kurang berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang
kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat
terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan
perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan
karena masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja
mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga
mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang
mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah
akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi
lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan
konservatif.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu
masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan
tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan
tertentu dan hak-hak istimewa.
5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang
telah ada.
Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan
akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada
aspek tertentu dalam masyarakat.
6. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat
menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar
integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan
unsur-unsur kebudayaan.
7. Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini
umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing,
mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab
memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya
unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat.
8. Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola
perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika
kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka
akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan,
sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian.
G. Tipe Masyarakat Dalam
Menyikapi Perubahan Sosial
1.
Terdapat sejumlah
orang yang hidup bersama di suatu tempat dalam waktu yang relatif lama, terjadi
interaksi, dan saling membutuhkan.
2. Memiliki adat – istiadat/sistem nilai dan
norma sosial yang berlaku dan dipatuhi sebagian besar warganya.
3. Memiliki kepribadian kelompok yang khas.
4. Masing – masing anggota merasa sebagai bagian
dari satu kesatuan sosial.
5. Memiliki struktur sosial.
Masyarakat dapat
dibedakan menjadi masyarakat tradisional dan masyarakat modern.
a. Masyarakat Tradisional, yaitu masyarakat
yang masih terikat kuat pada tradisi leluhur dan lingkungan alam sekitarnya.
b. Masyarakat Modern/maju, yaitu masyarakat yang
sudah mengalami banyak perubahan – perubahan karena pengaruh kebudayaan luar.
Perubahan sosial
budaya juga mengakibatkan adanya perubahan masyarakat pedesaan. Adapun ciri –
ciri masyarakat pedesaan/tradisional dan masyarakat modern/maju, yaitu sebagai
berikut.
1.
Ciri – ciri masyarakat
pedesaan/tradisional
a. Aktivitas perasaan
lebih dominan daripada rasionya.
b. Berorientasi kolektif, yaitu mementingkan
kebersamaan (gemeinschaft).
c. Partikularisme, yaitu
kebiasaan yang berlaku di suatu desa belum tentu berlaku di desa lain, sehingga
bersifat subjektif.
d. Askripsi, yaitu sesuatu yang berlaku dalam
msayarakat desa berlangsung dengan sendirinya dan berlaku turun – temurun,
sulit diubah.
e. Pengendalian sosial
berlaku budaya sindiran.
2.
Ciri – ciri masyarakat
modern/maju
a. Hubungan sosial lebih
berdasarkan atas kepentingan pribadi.
b. Hubungan masyarakat lebih terbuka/demokratis (geselchaft).
c. Percaya bahwa IPTEK
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Masarakat terdiri atas bermacam – macam
golongan dengan keahlian masing – masing.
Perubahan sosial
merupakan perubahan dalam hubungan – hubungan sosial atau perubahan ketidak
seimbang hubungan sosial dalam masyarakat. Penyesuaian dengan unsur – unsur
baru muncul sebagai akibat adanya perubahan – perubahan sosial juga akan
menimbulkan masalah. Dalam penyesuaian akan mengakibatkan dua hal, yaitu
sebagai berikut.
1. Integrasi Sosial, unsur – unsur yang
berada dapat saling menyesuaikan dengan baik, sehingga masyarakat menemukan
nilai atau falsafah hidup baru.
2. Disintegrasi Sosial, unsur – unsur yang
berbeda tidak dapat saling menyesuaikan, sehingga masyarakat mengalami ketidakteraturan
dan kehidupan sosial.
Ø Perilaku Kritis Adanya Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
Penerimaan masyarakat ada perubahan sosial budaya dapat dilihat
dari perubahan sikap masyarakat yang bersangkutan.
Contoh sikap masyarakat karena adanya perubahan sosial budaya
adalah sebagai berikut.
1.
Aksi Protes adalah
pergolakan massa yang bersifat umum sebagai perwujudan rasa tidak puas terhadap
keputusan – keputusan dan kejadian di masyarakat.
2.
Demonstrasi adalah
gerakan massa yang bersifat langsung dan terbuka serta dengan lisan atau pun
lisan dalam memperjuangkan kepentingan yang disebabkan oleh adanya penyimpangan
sistem, perubahan yang inskonstitusional dan tidak efektifnya sistem yang
berlaku.
3.
Kenakalan Remaja
adalah suatu perubahan antisosial yang dilakukan oleh anak remaja.
4.
Kriminalitas adalah
pelanggaran norma hukum yang dilakukan seseorang dan dapat diancam sanksi
pidana.
5.
Pergolakan daerah
adalah gerakan sosial vertikal dan horizontal yang dilakukan secara serentak
dengan banyak cara untuk memaksakan kehendak.
Perubahan sosial dan budaya membawa dampak
positif dan negatif terhadap kehidupan. Kita harus waspada terhadap hal – hal
yang menimbulkan perubahan yang mengarah ke hal negatif. Kita harus mempunyai
sikap tegas menolak terhadap perubahan yang membawa ke arah negatif. Kita dapat
mengambil pengaruh positifnya dengan tetap berpedoman pada nilai dan norma
masyarakat. Adapun hal – hal yang dapat dilakukan terhadap pengaruh luar,
antara lain sebagai berikut.
a.
Mengambil pengaruh
positif budaya barat, yaitu antara lain sebagai berikut.
b.
Semangat kerja yang
tinggi.
c.
Ulet dan tekun
d.
Menghargai waktu
e.
Disiplin
f.
Berpikir sistematis
dan logis
g.
Dalam melakukan
sesuatu menggunakan suatu perencanaan yang matang
h.
Berorientasi ke masa
depan
i.
Motivasi yang tinggi
untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
j.
Produktif dan efisien
k.
Mandiri
l.
Berani bersaing secara
sehat
m. Bertanggung jawab
n.
Tidak mudah menyerah
o.
Tidak pasrah pada
nasib
p.
Terbuka terhadap
pembaruan
q.
Keinginan yang tinggi
untuk belajar
H. Perilaku masysrakat
sebagai akibat adanya perubahan sosial
Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada berbagai
bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pola hidup anggota masyarakatnya.
Pengaruh perubahan sosial budaya tersebut menyebar dengan cepat ke berbagai
masyarakat. Walaupun demikian, tidak semua perubahan tersebut dapat diterima
oleh semua masyarakat. Karena ada pengaruh perubahan sosial budaya yang
bersifat positif dan ada yang bersifat negatif.
a) Respon Masyarakat terhadap Perubahan sosial Budaya
Penerimaan masyarakat terhadap
perubahan sosial budaya berbeda-beda sesuai dengan kondisi masyarakatnya dan
bentuk perubahannya. Perubahan yang menyangkut nilai dan norma yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang telah lama dianut masyarakat akan
menumbulkan gejolak dalam masyarakat untuk menolaknya melalui berbagai cara,
seperti demonstrasi, mengadu ke lembaga non pemerintah dan pemerintah.
Ada masyarakat yang mudah menerima
perubahan sosial budaya, namun ada pula masyarakat yang sulit menerimanya.
Masyarakat yang sulit menerima perubahan biasanya adalah pada masyarakat
tradisional, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bersifat sederhana
b. Memiliki daya guna dan produktifitas
rendah
c. Bersifat tetap atau monoton
d. Memiliki sifat irasional, yaitu tidak
berdasarkan pikiran yang rasional ( masuk akal ) dalam hal tertentu
e. Cenderung mencurigai budaya asing yang
akan masuk ke dalam masyarakat tersebut
Sedangkan masyarakat modern lebih mudah
menerima perubahan sosial budaya karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bersifat dinamis atau selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman
b. Berdasarkan akal pikiran dan
mengembangkan sikap efisiensi dan efektivitas
c. Tidak terlalu terikat pada kebiasaan atau
tradisi masyarakat
Perubahan sosial budaya mudah atau dapat
diterima masyarakat adalah jika :
a. Unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat
yang besar bagi kehidupan
b. Peralatan yang mudah dipakai dan memiliki
manfaat bagi kehidupan
c. Unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan
dengan unsur kebudayaan yang telah ada dalam masyarakat.
Sedangkan perubahan sosial budaya sulit
diterima masyarakat adalah jika :
a. Unsur kebudayaan yang menyangkut
kepercayaan, misalnya idiologi dan falsafah hidup
b. Unsur kebudayaan yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi yaitu
nilai dan norma
b) Dampak Perubahan Sosial Budaya pada Masyarakat
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Perubahan sosial budaya
tersebut membawa dampak positif dan dampak negatif terhadap kehidupan
masyarakat.
1. Dampak Positif Perubahan Sosial Budaya
Dampak positif perubahan sosial budaya
yaitu perubahan yang membawa dampak menguntungkan atau memberikan kebaikan bagi
kehidupan masyarakat, antara lain :
a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mampu mendorong masyarakat hidup lebih maju, karena dengan ilmu dan teknologi
tersebut memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga
kehidupannya akan lebih baik.
b. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Perubahan sosial budaya membawa perubahan
pada tata nilai dan sikap masyarakat. Tata nilai dan sikap yang cenderung
berubah yaitu dari pola pikir irasional ( tradisional ) menjadi rasional (
modern ). Misalnya dulu masyarakat berpandangan banyak anak banyak rejeki,
sekarang pandangan tersebut telah berubah.
c. Meningkatnya kehidupan ke yang lebih baik
Perubahan sosial budaya dapat meningkatkan
kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik, meliputi peningkatan pendapatan,
kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
2. Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya
Dampak negatif perubahan sosial budaya
yaitu perubahan yang membawa dampak merugikan atau mengganggu kehidupan
masyarakat, antara lain :
a. Pola hidup konsumtif
Pola hidup konsumtif merupakan pola hidup
yang boros karena suka membelanjakan uang untuk membeli barang-barang yang
sebetulnya tidak dibutuhkan. Sikap ini semakin berkembang karena media periklanan
baik cetak maupun elektronik yang mendorong mendorong masyarakat melakukan
tindakan konsumtif.
b. Sikap Individualistik
Sikap individualistik adalah sikap yang
mementingkan dirinya sendiri. Sikap ini terjadi karena persaingan hidup yang semakin
keras dan berat sehingga membuat manusia makin tidak peduli dengan manusia yang
lain, mereka hanya mementingkan kehidupannya sendiri. Sikap tampak nyata pada
masyarakat perkotaan.
c. Munculnya kesenjangan sosial
Kesenjangan sosial ini terjadi karena
masyarakat yang lebih mampu atau kaya akan memiliki kemampuan ekonomi yang
lebih baik, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial yaitu adanya jurang pemisah
antara si kaya dengan si miskin yang semakin jauh.
d. Sikap hidup kebarat-baratan
Sikap ini adalah sikap yang meniru pola
hidupnya orang barat yaitu orang Eropa dan Amerika tanpa mengindahkan budaya
timur yang seharusnya diujnjung tinggi. Misalnya cara berpakaian dan bertingkah
laku seperti orang Barat yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
e. Disintegrasi Sosial ( ketidakserasian
sosial atau masyarakat ), yaitu ketidakserasian antar anggota masyarakat yang terjadi karena adanya
perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Disintegrasi tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan pelakunya :
1. Disintegrasi masyarakat, seperti kemiskinan, pengangguran, korupsi, perkelahian antar kampung, dan
sebagainya.
2. Disintegrasi keluarga, seperti perceraian, pertengkaran keluarga
3. Disintegrasi perorangan, seperti kenakalan remaja, pelacuran, mabuk-mabukan, pencurian
b. Berdasarkan bentuknya :
1. Mestizo Culture,
yaitu percampuran unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda sehingga menimbulkan
ketidakserasian sosial. Hal ini terjadi karena seseorang meniru suatu budaya
tetapi hanya luarnya saja tanpa mengetahui makna yang sesungguhnya. Misalnya
orang desa yang membeli alat modern karena pengaruh iklan, dengan tujuan untuk
meningkatkan statusnya dan dianggap orang modern. Sedangkan kegunaan alat itu orang
tersebut kurang tahu dan sebenarnya tidak dibutuhkannya. Akibatnya orang ini
merasa tidak puas karena tidak mendapat pengakuan masyarakat sebagai orang
modern.
2. Anomie,
yaitu keadaan dalam masyarakat yang tidak ada pegangan terhadap tindakan mana
yang baik dan mana yang tidak baik. Anomie juga dapat diartikan keadaan
masyarakat yang tanpa norma atau nilai, yang terjadi karena norma atau yang
dimilikinya telah memudar atau luntur sedangkan norma atau nilai yang baru
belum terbentuk, sehingga masyarakat bertindak tanpa aturan atau pedoman yang
mengakibatkan menimbulkan ketidakserasian dalam masyarakat.
3. Cultural Lag,
yaitu ketertinggalan unsur-unsur budaya dalam masyarakat karena pertumbuhannya
tidak sama, ada yang cepat dan ada yang lamban sehingga menimbulkan
ketidakserasian sosial pada masyarakat. Misalnya perbedaan perkembangan
teknologi antara masyarakat yang satu dengan lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti
mengalami perubahan-perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak
menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang
lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat
meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
mebandingkanya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang
lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat
desa di indonesia misalnya, akan
berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Soerjono Soekanto, SH, MA,(1990).Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali pers.
Tim Absi Guru, (2007).IPS
Terpadu untuk SMP Kelas 3. Jakarta: Erlangga
Wismuliani, Endar dkk, 2009, IPS : untuk SMP dan MTs Kelas IX,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 57 – 67.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar