BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis
yang berada pada permukaan paling atas dari bumi. Dalam kehidupan sehari-hari,
tanah merupakan bagian yang penting yang dapat menunjang kelangsungan hidup
manusia. Sebagian besar yang kita gunakan dan kita miliki sekarang berasal dari
tanah, misalnya tanah kita gunakan sebagai
tempat tinggal tempat pertanian dan
lain-lain. Tumbuhan memperoleh makanan dari tanah, sedangkan manusia dan hewan
sangat tergantung pada tumbuhan. Jadi, makanan yang kita butuhkan untuk
kelangsungan hidup manusia juga berasal dari tanah oleh karena itu pengerusakan
kualitas tanah sebenarnya menghambat kelangsungan hidup manusia.
Dalam upaya menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan
pengetahuan tentang tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tanah
mutlak diketahui.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis dapat termotivasi
untuk membahas dampak perubahan tanah secara jelas dan mudah dipahami dalam
karya tulis yang berjudul “ DAMPAK PERUBAHAN PEDOSFER TERHADAP KEHIDUPAN
MANUSIA “.
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan paper ini lebih mudah dan terarah maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor-faktor perubahan
pedosfer ?
2. Apakah dampak perubahan pedosfer
terhadap kehidupan manusia ?
3. Bagaimana usaha penaggulangan
perubahan pedosfer?
C. Tujuan Pembahasan
Setiap orang yang melakukan pekerjaarn pasti mempunyai
tujuan dan maksud tertentu. Demikian juga penulis dalam menyusun paper ini
mempunyai acuan tertentu pula antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan pada pedosfer.
2. Untuk mengetahui dampak perubahan
pedosfer terhadap kehidupan manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana usaha
penaggulangan perubahan pedosfer.
D. Metode Analisa Data
1. Metode deduktif : menganalisa konsep
yang bersifat umum menjadi konsep yang bersifat khusus.
2. Metode induktif : menganalisa konsep
yang bersifat khusus menjadi konsep yang bersifat umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pedosfer
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis
yang terletak pada bagian atas permukaan bumi, tanah dalam bahasa inggris
disebut “ SOIL “ menurut dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang
berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian
paling atas dari kulit bumi.
Tanah yang berbentuk di permukaan bumi secara langsung
maupun tidak langsung selalu berkembang dari bahan- bahan mineral batuan.
Melalui proses pelapukan baik secara fisis maupun kimia dan dibantu oleh pengaruh
atmosfer maka batu-batuan akan berdisintegrasi dan terdisintegrasi
menghasilakan bahan induk lepas. Dan selanjutnya dibawah pengaruh proses
pedogenik. Berkembang menjadi tanah, seperti halnya dengan bentuk –bentuk
permukaan bumi yang lain. Bahwa tanah dalam perkembangannya selalu mengikuti
prinsip-prinsip dasar distribusi/ penyebaran alami, yakni sebagai berikut :
a. Tanah akan berkembang menjadi
bermacam-macam bentuk
b. Tanah akan menunjukkan
perubahan-perubahan tradisional pada daerah-daerah perbatasan antar region
tanah.
c. Tanah akan memperlihatkan
perubahan-perubahan yang disebabkan pengaruh waktu
d. Tanah akan menuju kesetabilan
relatif dalam daerah lingkungan bahan induknya.
B.
Faktor-faktor Pembentukan Pedosfer
Ada beberapa faktor –faktor pembentuk tanah tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
1.
IKLIM
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah
ada dua yaitu:
a) Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan
induk apabila suhu tinggi maka proses pelapukan akan berlangsung cepat
sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b) Curah Hujan Curah hujan akan
berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah. Sedangkan pencucian
tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam.(PH Tanah menjadi rendah )
2.
ORGANISME (Vegestasi, jasad
renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan
tanah dalam hal :
a. Membuat proses pelapukan baik
pelapukan organik/pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
pertumbuhan) maupun pelapukan kimiawi/ pelapukan yang terjadi karena proses
kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus.
Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun/ ranting yang menumpuk
dipermukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad
renik/mikroorganisme yang ada didalam tanah.
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap
sifat-sifat tanah sangat nyata yang terjadi didaerah yang beriklim sedang
seperti vegetasi hutan dapat membentuk tanak hutan dengan warna merah.
Sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
kandungan bahan organis dari akar –akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang
terdapat dalam tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh : jenis
cemara yang memberi unsur-unsur kimia seperti, Ca. Mg. dan K yang
relative rendah. Akibatnya tanah di pohon cemara derajat keasamannya lebih
tinggi.
3. BAHAN INDUK
Bahan induk akan menentukan sifat fisik maupun sifat kimia
tanah. Bahan induk terdiri dari bahan vulkanik. Batuan beku, batuan sedimen
(Endapan) dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan
induk. Kemudian akan ,mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
4.
TOPOGRAFI / RELIEF
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi :
a) Tebal tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring/berbukit tanahnya
lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah datar lapisa tanahnya tebal
karena sedimentasi.
b) Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya kurang baik seperti sering tergenang
menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5. WAKTU
Waktu yang dibutuhkan tanah yang merupakan benda alam yang
terus-menerus berubah akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus berubah
akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus akibatnya tanah semakin tua
dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur-unsur hara telah habis karena
mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.
C. Jenis-Jenis Pedosfer
Jenis-jenis tanah/pedosfer yang ada dipermukaan bumi
tentunya berbeda-beda antara satu tempat dengan yang lainnya. Jenis-jenis tanah
yang khususnya terdapat di Indonesia bermacam-macam antara lain :
1.
Organosal/Tanah gambut/tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik dari hutan
rawa. Mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, kandungan unsur haranya
rendah terbentuk karena adanya proses pembusukan sisa-sisa tumbuhan rawa.
2.
Tanah Aluvial
Jenis tanah ini berasal dari material halus yang diendapkan
oleh aliran sungai oleh karena itu tanah ini banyak terdapat didaerah datar
sepanjang aliran sungai.
3. Tanah Regosol
Tanah ini berasal dari endapan abu vulkanis baru yang
memilki butiran kasar. Penyebarannya terdapat pada daerah gunung api, jenis
tanah ini masih muda belum mengalami diferensiasi horizon dan tingkat kesuburan sedang.
4.
Tanah Litosol
Merupakan jenis tanah yang berbatu-batu dengan lapisan tanah
yang tidak begitu tebal, berasal dari batuan beku yang mengalami proses
pelapukan sempurna. Tekstur tanah beraneka ragam, pada umumnya berlapis dan
tidak berstruktur, dan tingkat kesuburan bervariasi .
5.
Tanah Latosol
Jenis tanah ini berkembang/terjadi diferensiasi horizon,
kedalamn dalam bertekstur lempung, struktur lemah hingga gumpal warna
cokelat merah hingga kuning. Tersebar didaerah beriklim basah curah hujan lebih
dari 300-1000 mm. tanah ini terbentuk dari batuan gunung api yang kemudian
mengalami proses pelapukan lanjut.
6.
Tanah Grumosol
Jenis tanah ini berasal dari batu kapur, batu lempung,
tekstur lempung berat, agak tebal, tersebar didaerah iklim sub humid /sub arid
dan curah hujan kurang dari 2500 mm/ tahun.
7.
Tanah Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanik
bersifat asam, curah hujan lebih 2500 mm/ tahun, tekstur lempung hingga
pasir. Tingkat kesuburan rendah hingga sedang warna merah hingga kuning dan
peka terhadap erosi.
8.
Tanah Pedsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir, tekstur
lempung hingga pasir, struktur gumpal, tingkat kesuburan tanah rendah
penyebarannya didaerah beriklim basah, topografi pegunungan misalnya didaerah
Kalimantan tengah.
9.
Tanah Andosol
Jenis tanah ini berasal dari induk abu vulkanik solum agak
tebal warna cokelat abu-abu hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur
berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan besifat licin berminyak
(smeary) iklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun umumnya dijumpai
dilereng atas kerucut vulkan di ketinggian diatas 800 m.
10.
Tanah Mediteran Merah-Kuning
Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras (Limestone)
dan tuff vulkanis bersifat basa. Penyebaran didaerah beriklim sub humid.
Penyebaran pada topografi karst dan
lereng vulkan dengan ketinggian dibawah 400 mm. warna cokelat hingga merah,
khusus tanah mediteran merah kuning didaerah topografi karst disebut “ terra
rossa”
11.
Hidromoft kelabu (gleisol)
Jenis tanah ini perkembangannya dipengaruhi oleh faktor
lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah dan cekungan, hampir selalu
tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuning-kuningan,
tekstur lempung, tekstur berlumpur, konsisten lekat kandungan bahan organik.
Ciri khas tanah ini yaitu adanya “ glei kontinu” yang berwarna kelabu pucat
kedalaman < 0,5 m. akibatnya profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran
didaerah beriklim humid hingga sub humid curah hujan lebih dari 2000 mm/ tahun.
12.
Tanah Sawah (paddy soil)
Tanah disawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama
(ratusan tahun) dipersawahkan dilihat dari perkembangan profil khas, yang
menyimpang dari tanah aslinya. Penyimpangannya antara lain terbentuknya lapisan
bajak yang hampir kedap air atau disebut padas olah, sedalam 10-15 cm
dari muka tanah tebal 2-5 cm. dibawah ini lapisan bajak terdapat mangan dan
besi, tebalnya bervariasi tergantung permeabilitasi tanah.
A.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan
Pedosfer /Tanah
Seperti halnya terhadap benda-benda lain, tanah juga
termasuk wujud alam yang mudah mengalami perubahan/kerusakan serta berbagai
masalah mengenai tanah banyak sekali terjadi khususnya di Indonesia masalah
tersebut seperti, tingkat kesuburan tanah yang rendah, erosi, tanah longsor dan
lain-lain. Adapun faktor-faktor penyebab/kerusakan tanah antara lain sebagai
berikut:
a.
Erosi
Adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan
kemudian tanah tersebut dipindahkan ketempat lain oleh kekuatan air, angin,
gletser atau gravitasi yang sering terjadi di Indonesia yaitu erosi yang
disebabkan oleh air. Adapun jenis-jenis erosi dapat dibedakan menjadi tujuh
antara lain :
1.
Pelarutan
2. Erosi Percikan (splash erosion)
3. Erosi Lembar (sheet erosion)
4. Erosi Alur (rill erosion)
5. Erosi Gully (gully erosion)
6. Erosi Parit ( channel erosion)
7. Longsor
b.
Perusakan Hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap
tanah dan mengurangi kemampuan dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah
mudah tererosi.
c.
Proses Kimiawi Air Hujan
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah
melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanisme.
d.
Proses Mekanisme Air Hujan
Air yang turun sangat deras akan mengikis dan menggores
tanah di permukaannya sehingga terbentuk selokan pada daerah yang tidak
bervegetasi hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik, ada pula yang
menghanyutkan Lumpur sehingga terjadi banjir Lumpur.
e.
Tanah Longsor
Tanah longsor adalah turunya/ambruknya tanah dan bebatuan ke
bawah bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar
dan berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari
permukaan tanah.
f.
Kehilangan unsur hara dan bahan
organik dari daerah pekarangan
g. Terkumpulnya garam di daerah
perakaran (salinisasi)
h.
Penjenuhan tanah oleh air (water
longing)
B.
Dampak Perubahan Pedosfer terhadap
Kehidupan Manusia
Dengan adanya pertambahan populasi, dalam usaha memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia telah memaksa tanah berproduksi pada tingkat maksimum. Dalam
usaha peningkatan produksi biasanya manusia hanya terpaku pada hasil produksi
saja, jarang sekali ada yang memperhatikan tanah sebagai sumber daya alam yang
bersifat tidak dapat diperbaharui (non renewable), sehingga tanah mengalami
perubahan / kerusakan dan juga dapat memberikan dampak terhadap kehidupan
khususnya manusia.
Perubahan / kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi
tidak hanya ditempat erosi saja tetapi, juga perubahan-perubahan ditempat lain.
Adapun macam-macam dampak perubahan pedosfer/tanah terhadap
kehidupan manusia antara lain:
a. Berkurangnya daerah/ wilayah tempat
tinggal manusia
b. Pendapatan petani berkurang karena
penurunan produktifitas tanah
c. Berkurangnya lahan untuk bercocok
tanam karena banyaknya lahan kritis yang kurang subur.
d. Banyaknya bencana seperti banjir,
tanah longsor, dan lain-lain yang merugikan manusia karena laju infiltrasi dan
kemampuan tanah menahan air berkurang dan struktur tanah rusak.
e. Memerlukan banyak tenaga untuk
mengolah kembali tanah yang rusak.
C.
Usaha penggulangan Perubahan
Pedosfer
Pada uraian di muka telah dibahas tanah menjadi cepat rusak
karena adanya penggunaan tanah yang kurang tepat. Salah satu cara menanggulangi
kerusakan tanah/pedosfer dapat dilakukan dengan system “ Konservasi tanah “
yaitu memelihara dan perlindungan terhadap tanah yang diupayakan secara teratur
yang bertujuan untuk mengurangi dan memberi solusi atas kerusakan tanah beserta
kelestariannya, yang berarti menggunakan tanah sesuai dengan daya guna
kemampuan, kemudian jika kita sudah memanfaatkannya kita harus memelihara serta
mempertahankan produktifitasnya. Dengan jalan
memperlakukannya dengan syarat yang diperlukan. Sehingga tanah tidak rusak dan
tetap produktif. Dengan demikian pada dasarnya usaha konservasi tanah
harus dilakukan melalui/dengan :
1) Mengurangi besar energi perusak (air
hujan dan aliran permukaann). Ke suatu tempat dimana tidak menyebabkan
kerusakan tanah.
2) Meningkatkan ketahanan agregat tanah
terhadap pukulan air hujan dan kikisan limpasan permukaan.
3) Memperbaiki pelindung tanah
Pemilihan dan
pelaksanaan program konservasi tanah dapat diringkas menjadi :
1) Dibagian hulu (tengah): mendapatkan
produktivitas lahan pertanian (dan hutan ) yang tinggi dan produktivitasnya
tinggi dapat terjadi dalam waktu yang lama (sustainable)
2) Di bagian hilir (dan tengah)
mengendalikan banjir dan mengelola pengendapan sungai dan berbagi proyek yang
dibangun pada sungai tersebut.
Berdasarkan cara yang dikenal tiga macam metode konservasi
tanah yaitu:
1.
Metode vegetatif/ vegetasi
Metode vegetatif/vegetasi adalah metode pengawetan tanah
dengan cara menanam vegetasi (tumbuh) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini
sangat efektif dalam pengontrolan erosi, ada beberapa cara mengawetkan tanah
melalui metode vegetatif antara lain:
a.
Penghijauan
b. Reboisasi
c. Penanaman secara kontur (menanami
lahan searah dengan garis kontur)
d. Penanaman tumbuhan penutup tanah
(buffering)
e. Penanaman tanah secara berbaris (
strip cropping)
f. Pergiliran tanaman (croprotation)
2.
Metode secara kontur (menanami lahan
searah dengan garis kontur)
Metode mekanik/teknik sipil adalah metode mengawetkan tanah
melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan
(run off). Menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak
merusak. Beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan metode mekanik/ teknik
sipil antara lain:
a. Pengolahan tanah menurut garis
kontur (sejajar dengan garis kontur )
b. Membuat tanggul/guludan/pematang
persawahan.
c. Pembuatan saluran air (drainase)
3.
Metode pemakaian bahan kimia
Yaitu dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk
memperbaiki struktur tanah. Yaitu meningkatkan kemantapan agregat struktur
tanah. Pada umumnya penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak
dilakukan walaupun cukup efektif akan tetapi biayanya mahal. Beberapa jenis
bahan kimia yang sering digunakan antara lain., bitumen dan krilium.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Faktor-faktor penyebab perubahan
pedosfer
a. Erosi
b. Perusakan hutan
c. Proses kimiawi oleh air hujan
d. Proses mekanisme oleh air hujan
e. Tanah longsor
f. Kehilangan unsur hara dan bahan
organik
g. Salinitasi (terkumpulnya garam di
daerah perakaran)
h. Penjenuhan tanah oleh air
(waterlongging)
2.
Dampak perubahan pedosfer terhadap
kehidupan manusia
a. Berkurangnya daerah/wilayah tempat
tinggal manusia
b. Pendapatan petani berkurang karena
adanya penurunan produktifitas tanah
c. Berkurangnya lahan untuk bercocok
tanam karena banyak lahan kritis yang kurang subur
d. Terjadi berbagai macam bencana alam
e. Memerlukan banyak tenaga untuk
mengolah kembali tanah yang rusak
3.
Usaha penanggulanagan perubahan
pedosfer
Konvervasi tanah, yang terdiri dari
tiga macam metode :
a. Metode vegetatif/vegetasi
b. Metode teknik/mekanik
c. Metode pemakaian bahan kimia
B.
Saran
1. Tanah/pedosfer merupakan bagian yang
penting dari bumi yang menunjang kelangsunagn hidup manusia oleh karena itu
mulai sekarang manfaatkan dan kelola dengan sebaik-baiknya. Yang sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan.
2. Sebaiknya Pemerintah khususnya Pihak
Perhutani lebih menegaskan lagi tentang adanya pengurasan hutan secara
besar-besaran yang berakibat lahan dan tanah menjadi rusak, dan tidak produktif
lagi
3. Sebaiknya para petani/pemilik
sawah/ladang menerapkan sistem pergiliran tanah dan penggunaan pupuk yang
sesuai dengan aturan-aturannya supaya lapisan tanah atas yang subur tidak
tererosi dan terjaga produktifitasnya.
4. Penggunaan pestisida dan insektisida
sebaiknya dikurangi karena pestisida yang larut dan terikat dengan butir-butir
tanah menimbulkan masalah pada kandungan unsur hara tanah yang menimbulkan
masalah pada persediaan air tanah.
5. Pengadaan reboisasi dan penghijauan
khususnya untuk daerah curam agar agregat tanah menjadi kuat dan tidak mudah
longsor.
6. Membuat sistem terasering pada lahan
miring untuk pencegahan erosi.
DAFTAR PUSTAKA
4.
http://www.scribd.com/doc/45836801/
Pedosfer#scribd
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................
Rumusan Masalah......................................................................................................
Tujuan .......................................................................................................................
Bab II Pembahasan.....................................................................................................
Bab III Penutup..........................................................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................................
Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................................................
MAKALAH
DINAMIKA PERUBAHAN PEDROSFER

Di Susun Oleh :
Ø Fitri Fatmawati
Ø Nurmalasasi
Ø Eriska Firdaus
Ø M. Dadan A
Ø M. Ramdoni
Ø M. Apuloh
Ø M. Reza
SMAN 1 SUKAJAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar