Jumat, 29 Desember 2017

Makalah Agama Bukti Peninggalan islam

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. LATAR BELAKANG

            Beragam suku bangsa dan budaya yang ada di nusantara khusunya di pulau jawa ini, begitu juga dengan sejarah dan peninggalan kebudayaan islam, tapi secara garis besar peninggalan itu dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu peninggalan dalam bentuk bangunan dan peninggalan dalam bentuk kebudayaan.

            Untuk lebih memahami dan mengetahui tentang sejarah sejarah tersebut maka dibuatlah sebuah makalah sederhana ini, karena secara tidak langsung dengan kita mencari bahan makalah dan membacanya sendiri kita akan lebih mengetahui dan memahami sejarah – sejarah tersebut.

2 .RUMUSAN MASALAH

Apa saja jenis dari peninggalan sejarah kebudayaan islam?

Bagaimana kita melestarikan kebudayaan – kebudayaan tersebut

mengenal lebih mendetail dari peninggalan kebudayaan tersebut

 

  1. TUJUAN PENULISAN

Sebagai tugas mata pelajaran Sejarak Kebudayaan Islam

Menjelaskan tentang jenis – jenis peninggalan sejarah islam nuantara

Agar dapat mengetahui apasaja peninggalan kebudayaan islam nusantara

akan lebih mengenal dan merasa bangga dengan peninggalan – peninggalan sjarah islam nusantara

sebagai pembelajaran dalam membuat sebuah makalah yang baik dan benar menurut aturan yang berlaku

BAB II

PEMBAHASAN

 

Peningalan sejarah kebudayaan islam secara garis besar di bedakan menjadi 2 bagian, yaitu peningalan sejarah dalam bentuk bangunan dan peninggalan sejarah dalam bentuk kebudayaan berikut ini akan di jelaskan tentang macam – macam peningalan masa kerajaan islam nusantara

  1. Peninggalan Berbentuk Bangunan

Masjid Agung Demak

Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.

 

Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat. Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.

 

Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah Masjid Agung Demak dan Masjid Kudus. Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara. Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus.

 

Masjid Agung Demak. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Salah satu keunikan Masjid Agung Demak adalah salah satu tiangnya terbuat dari susunan tatal. Konon, tiang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga. Tiang dari tatal ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980. Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid. Berikut ini daftar masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam.

 

Masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia

 

No.

Nama Masjid

Lokasi Penemuan

Pembuatan

Peninggalan

1

Masjid Agung Demak

Demak, Jateng

Abad 14 M

K. Demak

3

Masjid Sunan Ampel

Surabaya, Jatim

Abad 15 M

-

4

Masjid Kudus

Kudus, Jateng

Abad 15 M

-

5

Masjid Banten

Banten

Abad 15 M

K. Banten

6

Masjid Cirebon

Cirebon, Jabar

Abad 15 M

K. Cirebon

 

Makam dan Nisan

Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam biasanya memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan pada makam tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Makam yang terkenal antara lain makam para anggota Walisongo dan makam raja-raja.

Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang disebut cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya, makam Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain.

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk makam dapat kita lihat antara lain pada beberapa makam berikut.

(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)

(2) Makam Walisongo

(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)

(4) Makam Raja Gowa

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa nisan berikut.

(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf Arab, yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);

(2) Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik alsaleh yang berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);

(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;

(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan

(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.

 

Istana

Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.

Istana-istana peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia

 

No.

Nama Istana

Lokasi Penemuan

Pembuatan

Peninggalan

1

Keraton Kasepuhan

Cirebon, Jabar

Abad 15 M

K. Cirebon

2

Keraton Kanoman

Cirebon, Jabar

Abad 15 M

K. Cirebon

3

Istana Sorusuan

Banten

Abad 15 M

K. Banten

4

Istana Raja Gowa

Gowa, Sulsel

Abad 16 M

K. Gowa

5

Keraton Kasultanan

Yogyakarta

Abad 17 M

K. Mataram

6

Keraton Pakualaman

Yogyakarta

Abad 17 M

K. Mataram

Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.

Pesantren

Sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren merupakan lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren pertama kali didirikan di daerah Jawa dan Madura oleh para kiai. Pesantren pertama ini dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesatren kemudian berkembang pesat dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab, kitab Kuning, fiqih, pendalaman Al Quran, tahuhid, akhlak, dan tradisi tasawuf.

 

Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Lirboyo di Kediri, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan.

 

 

 

  1. Peninggalan dalam Bentuk Karya Seni

Kaligrafi

Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf Arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.

Tulisan-tulisan kaligrafi peninggalan sejarah Islam di Indonesia

 

No.

Kaligrafi

Lokasi Penemuan

Pembuatan

Peninggalan

1

Makam Fatima binti Maimun

Gresik, Jatim

Abad 13 M

-

2

Makam Maulana Malik Ibrahim

Gresik, Jatim

Abad 15 M

-

3

Makam S. Giri

Gresik, Jatim

Abad 15 M

-

4

Makam S. Gunung Jati

Cirebon, Jabar

Abad 15 M

Cirebon

5

Makam S. Kudus dan S. Muria

Kudus, Jateng

Abad 15 M

-

6

Makan Sunan Kalijaga

Demak, Jateng

Abad 15 M

Demak

7

Makan raja-raja Banten

Banten

Abad 15 M

Banten

8

Makam raja-raja Mataram

Imogiri

Abad 16 M

Mataram

9

Makam raja-raja Mangkunegaran

Astana Giri

Abad 16 M

Mataram

 

 

 

 

Kitab

Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.

 

Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syair Perahu karya Hamzah Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali Haji. Syair gurindam dua belas berisi nasihat kepada para pemimpin agar mereka memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat biasa agar mereka menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia. Syair Abdul Muluk menceritakan Raja Abdul Muluk.

 

Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau Jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang berisi riwayat nabi-nabi, riwayat sultansultan Aceh, dan penjelasan penciptaan langit dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar-Raniri.

Tradisi

Beberapa tradisi Islam kita warisi sampai sekarang, antara lain ziarah ke makam, sedekah, sekaten.

Ziarah, yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat syahadat, berdoa, begadang untuk semadi, atau tidur dengan harapan memperoleh firasat dalam mimpi.

Sedekah, acara keluarga dengan mengundang tetangga sekitar. Sedekah untuk peristiwa gembira disebut syukuran. Sedekah untuk peristiwa sedih atau meminta perlindungan, disebut selamatan. Sedekah meminta sesuatu disebut hajatan.

Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. KESIMPULAN

Peninggalan Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti seni ukir, seni pahat, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir dan seni pahat ini dapat dijumpai pada masjid-masjid di Jepara. Seni pertunjukan berupa rebana dan tarian, misalnya tarian Seudati. Pada seni aksara, terdapat tulisan berupa huruf arab-melayu, yaitu tulisan arab yang tidak memakai tanda (harakat, biasa disebut arab gundul).

Selaim itu juga peninggalan sejarah kebudayaan islam dapat berbentuk bangunan seperti masjid, istana, makam dll.

  1. SARAN

Kita harus senantiasa menjaga dan melestarikan situs – situs dan sejarah kebudayaan islam, karena dengan kita menjaganya dan melestarikannya akan ada peninggalan untuk anak cucu kita nanti, mereka bisa terus mempelajari dan melestarikan peninggalan nenek moyang nya terdahulu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

  1. indark007.wordpress.com/2009/02/.../sejarah-kebudayaan-islam
  2. www.scribd.com/.../Makalah-Sejarah-Peradaban-Islam-Sumbangan-Islam
  3. dheo-education.blogspot.com/.../makalah-sejarah-peradaban-isla...

 

  1. allif.net/makalah-sejarah-peradaban-islam-httpallif-net.html

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar