Rabu, 13 September 2017

MAKALAH UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN





Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah sejarah sebagai tugas pengganti ulangan harian 1 yang diberikan langsung oleh guru mata pelajaran sejarah.
Makalah ini berisikan tentang informasi seputar Perkembangan Bangsa Indonesia Sejak Proklamasi Kemerdekaan. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi si
pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih untuk guru mata pelajaran sejarah dan para pembaca yang mau meluangkan waktunya untuk memaca karya tulis ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhlohi segala usaha saya. Amin.

































                                                                                                                                                  
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................
Latar Belakang.......................................................................................................................
Rumusan Masalah..................................................................................................................
Tujuan....................................................................................................................................
Manfaat..................................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................................
Sejarah Penerapan Ketiga Ideologi Diatas Oleh Sebuah Negara..........................................
BAB III. PENUTUP.............................................................................................................
KESIMPULAN.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................





A. UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

1. BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk menghadapi situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945 lahirlah Piagam Jakarta.

Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima laporan dari ketua panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD
2. PPKI
Setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya dan membentuk PPKI ( Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah diambil alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata badan yang dikehendaki Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu, sehingga Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalath-Vietnam untuk menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.

B. PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI

Berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu golongan pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu dengan PPKI karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas Dengklok ( selatan Karawang ).
Jam 12 malam akhirnya mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata tempoh diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah proklamasi.
C. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA

Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia bebas dari belenggu penjajah.

D. PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA SEJAK PROKLAMASI HINGGA DEMOKRASI TERPIMPIN

1. PEMBENTUKAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA

Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :
1. Penetapan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
3. Pembentukan Badan Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
1. Penetapan 12 menteri yang membantu tugas presiden
2. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi
Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP. Oleh karena datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga pemerintah memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober 1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat ( TKR ) lalu tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI ). Untuk menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) tanggal 7 Juni 1947.

2. PERKEMBANGAN DEMOKRASI LIBERAL
Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana kepala negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kabinet dan sering terjadi pertentangan politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 )
Kabinet ini jatuh karena ada mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan sering terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb.
b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952 )
Masalah yang dihadapinya adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Dubes AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )
Masalah yang dihadapinya yaitu :
1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober
3. Peristiwa Tanjung Morawa
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 )
Masalah yang dihadapinya yaitu pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo
e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 maret 1956 )
Pada masa ini berhasil melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )
Masalah yang dihadapinya yaitu timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA.
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD yang baru pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin.

2. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada tanggal 5 juli 1959 jam 17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang berisi :
a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di dalamnya banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih banyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI memainkan peranan pentingnya sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan tindakan antara lain :
a. Dalam Negeri
1. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan
politiknya kemudian memecah belah
2. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis
Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib
3. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran
komunis
b. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke
negara-negara yang komunis.
1.      Jelaskan perbedaan antara ideologi sosialis-komunis, ideologi islam dan ideologi demokrasi-kapitalis !
2.      Bagaimana sejarah penerapan ketiga ideologi diatas oleh sebuah negara !



1.      Menjelaskan perbedaan antara ideologi sosialis-komunis, ideologi islam dan ideologi demokrasi-kapitalis.
2.      Menjelaskan dan menerangkan sejarah penerapan ketiga ideologi diatas oleh sebuah negara.
1.      Memberi informasi tentang perkembangan Bangsa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan
2.      Memberi informasi tentang perbedaan antara ideologi sosialis-komunis, ideologi islam dan ideologi demokrasi-kapitalis
3.      Memberi informasi tentang sejarah penerapan ketiga ideologi diatas oleh sebuah negara.
4.      Memenuhi nilai ulangan harian 1 sejarah yang kosong sebagai pengganti ulangan harian dengan tugas ini.



BAB II.
PEMBAHASAN

Sebelum merujuk langsung ke pokok materi tentang perbedaan ideologi sosialis-komunis, ideologi islam dan ideologi demokrasi-kapitalis. Maka sebelumnya perkenankan saya untuk menjelaskan pengertian atau dasar dari ideologi itu sendiri.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).
Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
“          Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep.       ”
Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Mabda’ secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun di atas pemikiran-pemikiran (cabang) [dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. Al-Mabda’ (ideologi): pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36]
Definisi lain
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
Gunawan Setiardjo :
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
Destutt de Tracy:
Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006
Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
Francis Bacon:
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007
Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 desember 2003
Muhammad Ismail:
Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau ke mana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya? 24 april 2007
Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. 12 november 2008
Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negara pun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata:
"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali."
Ideologi politik
Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20.
Contoh ideologi lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, Demokrasi Islam, demokrasi kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.


DASAR
Kapitalisme-Demokrasi :Sekularisme, yaitu suatu faham yang memisahkan agama dari kehidupan, meskipun ia mengakui adanya Pencipta, juga adanya kehidupan sebelum dan sesudah dunia ini.
Komunisme-Sosialisme :Dialektika materialisme, suatu faham yang beranggapan bahwa segala sesuatu itu adalah materi, ia tidak mengakui Tuhan, kehidupan, dan alam sebelum dan sesudah dunia ini.
Islam :Tauhid, yaitu suatu keyakinan yang mengakui tentang adanya Pencipta, (Al-Khalik), dan mengakui adanya alam kehidupan (sebelum penciptaan), maupun alam sesudah kehidupan dunia ini (hubungan penghisaban), juga faham ini tidak memisahkan antara agama dari kehidupan.

PERATURAN
Kapitalisme-Demokrasi: Dibuat dari hasil kejeniusan manusia sendiri, harus menjamin adanya kebebasan terhadap individu, mengeluarkan pendapat, beragama, dan kepemilikan.
Komunisme-Sosialisme : Berasal dari materi, sesuai dengan evolusi materi serta mengikuti perubahan kondisi/zaman, dan alat produksi.
Islam : Berasal dari Allah, sebagai pembuat aturan (Syarr’i), yang Maha Mengetahui segala kebutuhan makhluk-Nya.

STANDAR PERBUATAN
Kapitalisme-Demokrasi: Azas manfaat, berbuat sesuatu bila dinilai akan mendapat keberuntungan/saling mendapat manfaat.
Komunisme-Sosialisme : Nilai materi, manfaat dari materi yang ada di dalam kekuasaanya (nilai koloni)
Islam : Hukum Syara’, halal dan haram yang menjadi tolok ukur perbuatannya

PELAKSANA PERATURAN
Kapitalisme-Demokrasi: Pemerintah yang dipilih oleh mayoritas rakyat, dengan menjunjung tinggi nilai demokrasi, yaitu suatu pemerintahan yang dijalankan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Komunisme-Sosialisme : Di perintah oleh seseorang yang berkuasa secara otoriter
Islam : Dilaksanakan oleh umat berdasarkan taqwa kepada Allah SWT, Kedaulatan di tangan Syara’(pembuat undang-undang) dan kekuasaan berada di tangan umat.

KEPALA NEGARA
Kapitalisme-Demokrasi : Presiden, Raja, Perdana Menteri
Komunisme-Sosialisme : Presiden
Islam : Khalifah

BENTUK NEGARA
Kapitalisme-Demokrasi : Republik, Federal
Komunisme-Sosialisme : Uni/Persatuan
Islam : Kekhilafahan

KESESUAIAN TERHADAP FITRA MANUSIA
Kapitalisme-Demokrasi : Tidak akan pernah sesuai dengan fitrah, karena manusia yang lemah lagi bodoh tidak akan sanggup membuat peraturan.
Komunisme-Sosialisme : Tidak akan sesuai, karena mengalihkan naluri beragama (tadayyun), dan tidak akan pernah memberi ketenangan terhadap jiwa.
Islam : Selalu Sesuai. Karena memang manusia memerlukan sesuatu sebagai penolong/sandaran.

KESESUAIAN DENGAN AKAL
Kapitalisme-Demokrasi: Tidak akan mengalami kesesuaian, karena menganggap Tuhan hanya sebagai Pencipta dan bukan Pengatur. Oleh karenanya akan terjadi benturan antara aturan agama dengan aturan yang ditetapkan manusia.
Komunisme-Sosialisme : Tidak akan pernah sesuai, karena materi bukanlah segala-galanya. Tidak mungkin manusia yang diberi kebebasan berbuat dalam hidupnya hanya kembali menjadi materi tanpa penghisaban sebagai balasan perbuatannya itu .
Islam : Sesuai, karena dengan tauhid yang mengakui adanya kehidupan sebelum dan sesudah kehidupan ini dapat memberikan kepuasan pada akal.

PANDANGAN TERHADAP INDIVIDU
Kapitalisme-Demokrasi: Individu diberi kebebasan mutlak asalkan saja tidak mengganggu orang lain. Individu bekerja untuk masyarakat yang masing-masing individu itu sendiri tidak berhubungan satu sama lainnya.(individualisme)
Komunisme-Sosialisme : Setiap individu merupakan bagian dari masyarakat yang menyatu dengan alam. Tidak ada kebebasan terhadap individu, semuanya diatur oleh sistem yang telah disepakati seperti halnya gerigi dalam roda.
Islam : Ada kekebasan di dalam batasan hukum Syara’. Setiap Individu merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Ia agar saling berinteraksi dan saling mengoreksi dengan sesama individu lainnya.

PANDANGAN TERHADAP MASYARAKAT
Kapitalisme-Demokrasi: Sekumpulan individu yang tidak memperdulikan kesamaan pendapat (faham), dan tidak diikat oleh sesuatu yang sama.
Komunisme-Sosialisme : Sekumpulan materi sebagai satu kesatuan yang menyeluruh antara manusia dan alam dengan hubungan yang mutlak/pasti. Individu dalam bermayarakat hanya mengikuti arus masyarakat saja.
Islam : Sekumpulan individu yang saling berinteraksi saling mengontrol dan saling mengoreksi untuk selalu dijalan Allah SWT, yang diikat dengan pemikiran, perasaan, dan aturan yang sama, yaitu DIENUL ISLAM

Asal Usul Ideologi
Masa Renaisanse di Eropa pada abad ke-16 memisahkan dua paradigma kehidupan. Yakni, Abad Pertengahan yang didominasi oleh Gereja, dan paradigma baru Abad Modern yang didominasi  sains. Paradigma pertama meniscayakan  kehidupan yang religius, dan paradigma kedua meniscayakan rasio dan ilmu dengan  menolak keterlibatan agama di dalamnya (sekuler). Agama yang semula menjadi dasar dan sistem kepercayaan di mana semua kegiatan hidup termasuk politik dan ekonomi dibangun atasnya, kemudian dasar itu digantikan oleh ideologi. Agar ideologi terialisir, maka dikembangkan   menjadi sains dan teknologi. Sejak masa ini timbul sejarah sekularisasi di Eropa.
Sehubungan dengan  sekularisasi, masyarakat Eropa dari waktu ke waktu membangun ideologi-ideologi: kapitalisme (Inggris), liberalisme (Perancis), sosialisme (Jerman-Rusia), fasisme (Italia), nasionalisme (Perancis), demokrasi (Amerika), dll. Berbagai ediologi dunia ini  mengalami dialektika dan  persaingan hingga pada perkembangan akhir  terseleksi  menjadi dua ideologi yang paling populer, kapitalisme dan sosialisme, dan  kemudian  menimbulkan konflik yang pada gilirannya membelah dunia menjadi dua blok: Barat dan Timur. Blok Barat diwakili oleh  kapitalisme dan Blok Timur diwakili oleh sosialisme. Konflik itu  berkembang menjadi perang dingin yang, setelah  rezim-rezim sosialis-komunis di negara-negara Eropa Timur mengalami kebangkrutan, maka perang itu dapat disudahi dengan rontknya Rusia menjadi beberapa negara. Maka, pada dewasa ini dapat dikatakan kapitalisme yang menang dan mendominasi dunia dengan polisinya Amerika.  Pengaruh  ideologi ini sangat kuat khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.
Meskipun dikatakan bahwa  ideologi sosialis gaya lama telah dikalahkan, namun dalam kenyataan ide-idenya masih tetap banyak diminati oleh banyak kalangan khususnya mereka yang menghendaki perubahan-perubahan sosial secara radikal dan revolusioner, khususnya hal ini terjadi pada negara-negara miskin atau dalam keadaan suatu negara yang kacau.  Demikian juga, berkembangnya kapitalisme meniscayakan ideologi demokratisme dan nasionalisme berkembang dan membuntutinya, sebab pada dasarnya demokratisasi  merupakan  bagian dari kapitalisme itu sendiri. Adapun  fasisme secara legal tidak lagi berkembang, tetapi di beberapa rezim yang otoriterter paham ini  seringkali masih  dipergunakan.

Ide-Ide dan Ciri-Ciri
Untuk sedikit lebih jelas, ada baiknya berikut dibahas  ide-ide serta ciri-ciri dari masing-masing  ideologi.  Karena keterbatasan, di sini hanya akan dibahas tiga ideologi yang dianggap paling populer di Indonesia: kapitalisme, sosialisme, dan  demokrasi.
  
1.    Kapitalisme
Kapitalisme semula merupakan  paham ekonomi yang disandarkan  pada filsafat naturalisme, individualisme, liberalisme, materialisme dan pragmatisme.  Namun, untuk mewujudkan cita-citanya ia harus memasuki dan menguasai politik, maka muncullah paham nasionalisme dan demokrasi ala kapitalisme dalam politik. Dan, pada perkembangan terakhir  ideologi ini memasuki segala wilayah kehidupan:  budaya, keamanan, seni, dll.
Tokoh-tokohnya antara lain seperti John Locke (naturalis); Adam Smith (ekonomi klasik) yang terkenal dengan teori  supply  and demand; David Ricardo (ekonom moralis) yang terkenal dengan teori Hukum Pengurangan Penghasilan; Robert Malthus (ekonom pesimistis) yang terkenal dengan teori  kependudukan; Lord Keynes  yang terkenal dengan teori pengangguran dan lapangan kerja; dan David Hume  penemu teori  pragmatisme.
Bentuk-bentuk kapitalisme adalah kapitalisme perdagangan di mana pengusaha mengangkut hasil produksi dari suatu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar; kapitalisme industri, yakni ia memisahkan antara modal dan buruh dan manusia dengan mesin;  sistem kartel,  di mana perusahaan-perusahaan  besar  bersepakat dalam pembagian pasar internasional; dan, sistem trust, yakni penggabungan  antarperusahaan besar yang berkompetisi dengan tujuan  mengontro dan menguasahi  pasar.
Ide-ide pokok yang dikembangkan oleh ideologi kapitalisme,  (1)  pemilik modal lebih utama daripada kaum pekerja; (2) motivasi utama berproduksi adalah untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya; (3) unsur material serta faktor-faktor produksi berada pada swasta; (4) perokonomian harus dijalankan secara liberal dan tidak mengenal proteksi; (5) untuk kemajuan ekonomi harus  ada kompetisi  dan mengikuti logika pasar.
Adapun  ciri-ciri pokok ideologi ini sebagai berikut.  (1) Tidak dapat  tumbuh dan berkembang tanpa riba dan monopoli; (2) penimbunan kekayaan di tangan pemilik modal dan penyusutan  secara relatif pemilikan oleh kaum  pekerja; (3) menimbulkan kolonialisme dengan apapun bentuknya; (4) keuntungan berlipat ganda dan tidak efisien sehingga melahirkan kesenjangan sosial sosial; (5) materialisme, atheisme, dan sekularisme  yang menolak agama; (6) sangat menekankan hak milik pribadi dan menolak prinsip “sama rata sama rasa”.

2.    Sosialisme
Sebagai mana kapitalisme, sosialisme merupakan paham ekonomi yang didasarkan  pada filsafat materialisme dan atheisme. Ia lahir sebagai antithesis terhadap kapitalisme. Jika kapitalisme lebih mementingkan kaum bermodal atau majikan, maka sosialisme membela kaum buruh. Untuk mewujudkan cita-citanya ia membangun manifesto dan memasuki wilayah politik yang kemudian mendirikan partai komunis (karenanya ideologi ini sering juga disebut komunisme).
Tokoh-tokohnya  antara lain seperti  Karl Marx (1818-1883) dengan  karyanya yang terkenal Das Capital; Friedrich Engels (1820-1895) sebagai patner Marx, keduanya dari Jerman; Lenin  (1870-1924) pemimpin revolusi Bolsheviks; Joseph Stalin (1879-1954) sebagai sekretaris Partai Komunis;  dan, Trotsky (1879-1940), ketiganya dari Rusia.
Ide-ide pokok sosialisme antara lain sebagai berikut. (1) Bahwa kemutlakan hak milik untuk kesejahteraan umum; tidak dimiliki  atau demi kepentingan individu secara mutlak. (2) Sejarah manusia merupakan pertarungan (dialektika) antara kaum borjuis dengan proletar. (3) Agama merupakan  candu masyarakat, babunya kapitalis, imperalis dan eksploitasi. (4) Segala perubahan ditentukan oleh  materi.
Adapun  ciri-ciri utama ideologi ini adalah, (1) menolak agama, dan materialistik; (2) perubahan harus melalui revolusi dan kekerasan; (3) sama rata sama rasa; (4) perjuangan kelas buruh dan membasmi kelas majikan; (5) tumbuh secara  kondusif  pada   keadaan tidak stabil atau kemiskinan.
Perkembangan paham ini di negara-negara seperti Rusia, Cina, Cekoslovakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Jerman Timur, Rumania, Yugoslavia, Albania dan Kuba. Sementara itu, di masa  pascakemerdekaan, negara-negara Islam banyak menggandrunginya, seperti Mesir, Irak, Syiria, Palestina, Yordania, Tunisia, Indonesia, dll. Namun, setelah runtuhnya di beberapa negara asal dan  disusul dengan usainya Perang Dingin, maka sosialisme di negeri-negeri Islam kurang populer, atau mengalami modifikasi dengan kapitalisme atau yang lain.

3. Demokrasi
Kata democracy berasal dari bahasa Yunani  demos yang berarti  kekuasaan, kedaulatan dan aturan; dan  kratos yang berarti  rakyat kebanyakan.  Dengan demikian, demokrasi biasa diartikan  “kedaulatan di tangan rakyat”.  Berbeda dengan kapitalisme dan sosialisme, akar pemikiran dan filsafat paham demokrasi berasal dari Yunani Kuno, yakni filsafat moral publik. Namun, bentuk  demokrasi yang kita temui sekarang berbeda dengan akarnya dan dibangun pada abad akhir abad ke-18 oleh Revolusi Amerika (1776) dan Revolusi Perancis (1789). Dalam paham modern ini  pelaksanaan demokrasi menggunakan pemikiran JJ. Rousseau tentang Triaspolitika, lembaga legislatif, ekskutif  dan yudikatif. Agar rakyat benar-benar dapat berdaulat, maka ketiga lembaga ini harus berfungsi dan tegak. Dan, dalam prakteknya, paham ini meniscayakan liberasi dalam berbagai hal: politik, ekonomi, budaya, dll. Maka, paham ini sangat erat, seperti kita lihat dewasa ini, dengan  kapitalisme-liberal. Misalnya, paham demokrasi mengandaikan kedaulatan di tangan rakyat, maka kapitalisme  juga mengandaikan  ekonomi diserahkan penuh kepada rakyat atau swasta, bukan dikuasai  negara.
Tokoh-tokoh paham ini antara lain seperti: L.G. Address (1863) yang mempopulerkan “pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat; JJ. Rousseau, penggagas Triaspolitika; John Stuart Mill (1806-1872), pelopor demokrasi modern yang bergaya moderat antara kapitalisme dan sosialisme; James Madison, salah seorang pendiri konstitusi  Amerika Serikat;   Jeremy Bentham, seorang ekonom yang utilitarianis, dll.
Meskipun ide dasarnya sama atau mirip, namun dalam pelaksanaan paham demokrasi  mempunyai beberapa model yang berbeda-beda. Adapun model-model demokrasi dimaksud adalah, demokrasi liberal  yang berkembang di negara-negara industri maju seperti Amerika, Perancis, dan Australia. Kedua, model demokrasi kerakyatan yang berkembang di negara-negara komunis seperti Rusia, Cina, Kuba, Vietnam dan Eropa Timur. Ketiga, demokrasi radikal  yang berkembang di beberapa negara yang sparatis. Dan, keempat,  model demokrasi negara ketiga seperti Indonesia yang selalu mencari bentuk yang lebih tepat;demokrasi di sini biasanya disesuaikan dengan budaya bangsanya, meskipun pada akhirnya cenderung terjebak ke dalam demokrasi liberal.
Adapun ide-ide dan ciri-ciri pokok  paham demokrasi adalah, (1) kedaulatan sekaligus  pemerintahan di tangan rakyat, dari rakyat dan kembali kepada rakyat; (2) adanya kebebasan untuk apa saja yang diberikan kepada rakyat; (3) persamaan hak-hak dan kewajiban bagi semua rakyat; (4) kontrol kepada kekuasaan secara ketat oleh rakyat yang direpresentasikan oleh lembaga politik maupun secara langsung seperti pers yang yang bebas; (5) partisipasi politik oleh seluruh komponen masyarakat; (6) penguatan pada apa yang disebut civil society, yang sebagai akibatnya dominasi militer ditolak;  dan (7) agama di mata demokrasi  menjadi urusan pribadi-pribadi atau rakyat.
Di Indonesia atau hampir di seluruh negara-negara  ketiga dewasa ini  dapat dikatakan berkiblat pada paham ini, meskipun sebagaimana kita ketahui, belum ada jaminan dalam prakteknya akan mampu memakmurkan suatu bangsa.

Islam Ideologis: Sebuah Perbandingan
Islam adalah agama universal, komprehensif dan totalitas. Sebagai agama yang ajarannya meliputi berbagai aspek kehidupan, Islam tidak phobi terhadap kehidupan politik dan termasuk ekonomi. Islam mempunyai cita-cita dan visi tentang politik maupun ekonomi. Karenanya, jika diperhadapkan dengan ideologi-ideologi sebagaimana dijelaskan di atas, Islam  memberikan beberapa catatan kritis sekaligus, menawarkan pandangan-pandangan yang  berbeda.
Ketiga ideologi di atas bersifat sekuler; jelas-jelas menolak agama, atau minimal, meletakkan agama di wilayah lain dari kehidupan politik maupun  ekonomi. Nah, ini sangat kontras dengan Islam yang melihat segala sesuatu dengan kacamata Ilahi, dan tujuan segala sesuatu mesti kepada Tuhan. Sementara ideologi-ideologi yang ada  berpandangan materialisme yang menolak intervensi tuhan.
Memang di satu sisi Islam mengakui hak milik pribadi, dan di sisi lain Islam menghendaki keadilan sosial, sehingga, sebagian orang mengatakan Islam mirip dengan kapitalis, dan yang lain  memandang Islam identik dengan kapitalisme, dan yang lain lagi  berpendapat Islam berada di antara dua jalan tersebut. Namun, yang jelas Islam menolak beberapa prinsip-prinsip dan ide sebagai berikut, dan menawarkan ide yang khas.
  (1)   Islam menolak ide sama rata, sama rasa, dan mengakui hak milik pribadi. Tetapi, Islam mengakui distribusi kekayaan (zakat), dan membenci akumulasi modal dan barang kepada sekelompok manusia saja sehingga hal ini dipandang sebagai  egoisme dan penyebab kesenjangan sosial.
  (2)   Islam menolak konsep ekonomi riba dan praktek monopoli. Islam menghendaki adanya keadilan dalam berusaha dan produktivitas yang seimbang; bukan yang menyengsarakan pihak lain.
  (3)   Islam menolak segala kegiatan politik yang hanya disandarkan kepada keinginan rakyat saja, dan atas dasar standar kebenaran mayoritas saja. Islam menghendaki  kebenaran itu tidak terbatas pada lokus, tetapi kebenaran dari Tuhan, dan  pengelolaan politik juga berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah.
  (4)   Islam menolak politik yang menghalalkan segala cara seperti yang dilakukan oleh kebanyakan pengikut ideologi-ideologi dunia. Islam mementingkan proses-proses politik yang beretika.
Demikian  uraian singkat tentang kapitalisme, sosialisme dan demokrasi dalam pandangan Islam. Tentu ciri-ciri dan ide-ide yang lain masih sangat banyak yang belum dibahas dalam tulisan singkat ini. Selanjutnya, pokok-pokok ide di atas dapat dikembngkan bersama dalam bentuk diskusi-diskusi.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga mabda (ideologi). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Dua mabda yang pertama yaitu Kapitalisme dan Sosialisme, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Tetapi yang paling menonjol saat ini adalah Kapitalisme, yang diemban oleh negara berpengaruh seperti Amerika Serikat (AS). Sedangkan pengaruh sosialisme tidaklah sekuat kapitalisme, walaupun negara seperti Korea Utara, Laos, Kuba, Vietnam dan Tiongkok mengemban dan menyebarkannya. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.

Mabda adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Sedangkan peraturan yang lahir dari aqidah ini tidak lain berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi berbagai problematika hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pelaksanaan pemecahannya, memelihara aqidah serta untuk mengemban mabda. Penjelasan tentang cara pelaksanaan, pemeliharaan aqidah, dan penyebaran risalah dakwah inilah yang dinamakan thariqah. Selain dari itu -- yaitu aqidah dan berbagai pemecahan masalah hidup -- dinamakan fikrah. Jadi mabda mencakup dua bagian, yaitu fikrah dan thariqah. (baca Qiyadah Fikriyah -- Nidzomul Islam).



BAB III. PENUTUP

Mabda atau ideologi yang tumbuh dalam benak manusia melalui wahyu Allah adalah mabda yang benar. Karena bersumber dari Al-Khaliq, yaitu Pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Mabda ini pasti kebenarannya (qath'i). Sedangkan mabda yang tumbuh dalam benak manusia karena kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah mabda yang salah (bathil). Karena berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak mampu menjangkau segala sesuatu yang nyata. Juga karena pemahaman manusia terhadap proses lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan, serta selalu terpengaruh lingkungan dimana ia hidup di dalamnya. Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia. Oleh karena itu, mabda yang muncul dari benak seseorang adalah mabda yang salah, baik dilihat dari segi aqidahnya maupun peraturan yang lahir dari aqidah tersebut.
Ideologi atau mabda yang paling menonjol saat ini adalah Kapitalisme, yang diemban oleh negara berpengaruh seperti Amerika Serikat (AS). Sedangkan pengaruh sosialisme tidaklah sekuat kapitalisme, walaupun negara seperti Korea Utara, Laos, Kuba, Vietnam dan Tiongkok mengemban dan menyebarkannya. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Walhasil, ideologi yang ada di dunia ini ada tiga, yaitu kapitalisme, sosialisme termasuk komunisme, dan Islam. Masing-masing ideologi ini memiliki aqidah yang melahirkan aturan serta mempunyai tolok ukur bagi perbuatan manusia di dalam kehidupan, memiliki pandangan khas terhadap masyarakat dan memiliki metoda tertentu dalam melaksanakan setiap aturannya.




DAFTAR PUSTAKA


1 komentar:

  1. Gk nyambung asw katanya judulnya upaya persiapan kemerdekaan indonesia tp isinya gk nyambung kampret

    BalasHapus